Syekh As-Shiba’i: Pejuang Palestina dari Suriah  

Posted by agus3anto



Syekh Musthafa As Siba’i nama lengkapnya adalah Syekh. DR.Musthafa Husni As Siba’i dengan panggilan Abu Hasan, lahir di kota Himsh, Suriah, tahun 1915. Beliau anak dari seorang ulama, mujahid dan khatib yang terkenal di masjid Jami’ Raya Himsh, Syekh Husni As Siba’i. Pada tahun 1933, Musthafa As Siba’i pergi ke Mesir untuk menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar.

Di Mesir beliau bertemu dan berkenalan dengan Imam Hasan Al-Banna, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimin. Ketika menjadi mahasiswa di Mesir, Musthafa As Siba’i tidak hanya sibuk di bangku kuliah mengejar prestasi akademik, beliau juga aktif dalam kegiatan ekstra kampus bersama Al-Ikhwan Al-Muslimin, melakukan pembelaan terhadap umat, dan ikut berbagai demonstrasi menentang penjajah Inggris tahun 1941.

Beliau juga ikut mendukung Revolusi Rasyid Ali Al-Kailani di Irak melawan Inggris. Akibatnya, beliau bersama teman-temannya ditahan pemerintah Mesir atas instruksi penjajah Inggris. Musthafa As Siba’i mendekam dalam tahanan sekitar tiga bulan, kemudian di pindah ke penjara Sharfanda di Palestina dan mendekam di sana selama empat bulan. Pada tahun 1942, beliau mengumpulkan seluruh potensi perjuangan umat Islam di Suriah yang terdiri dari ulama, da’i, aktifis, tokoh-tokoh lembaga Islam dari berbagai propinsi untuk berjuang dalam satu jama’ah yang disepakati, yaitu Jama’ah Al-Ikhwan Al-Muslimin. Delegasi Mesir yang hadir pada pertemuan itu adalah Ustadz. Said Ramadhan (menantu Imam Hasan Al-Banna).

Pada tahun 1945, diadakan pertemuan kembali dan para peserta pertemuan sepakat untuk memilih Musthafa As Siba’i sebagai Muraqib ‘Am (Pengawas Umum) Al-Ikhwan Al-Muslimin Suriah. Tahun 1948 terjadi Perang Palestina, Musthafa As Siba’i, Muraqib Am Al-Ikhwan Al-Muslimin Suriah memimpin langsung batalion Suriah dan bergabung dengan 10.000 pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimin dari berbagai negara Arab untuk membantu rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajah Zionis Yahudi.

Pasukan Syekh Musthafa As Siba’i dengan semangat jihad yang tinggi, pengorbanan yang besar, berhasil masuk ke kota suci Al-Quds, jika tidak ada pengkhianatan para pemimpin Arab tentu Palestina akan lain ceritanya dengan yang terjadi saat ini, itulah episode sejarah perjuangan yang senantiasa dicemari oleh para pengkhianat penjual umat dan tanah airnya karena cinta dunia dan takut mati.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.(QS: Al-Anfaal/8: 27).

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.(QS: Al-Hajj/ 22: 38).

Syekh Musthafa As Siba’i secara khusus menulis buku tentang jihad di Palestina yang berjudul Jihaduna fi Filisthin. Di dalam buku Al-Ikhwan fi Harbi Filisthin, Syekh Musthafa As Siba’i berkata, “Ketika berada di medan pertempuran Al-Quds, kami merasakan di sana ada manuver-manuver yang terjadi di tingkat internasional dan tingkat pemerintahan resmi negara-negara Arab. Kami yang tergabung di batalion Al-Ikhwan Al-Muslimin memusyawarahkan hal-hal yang perlu kita tempuh, setelah adanya instruksi kepada kami untuk mengundurkan diri dari Al-Quds. Kami sepakat tidak mampu menentang instruksi kepada kami untuk meninggalkan Al-Quds, karena berbagai pertimbangan. Kami juga sepakat sesampainya di Damaskus, kami mengirim sebagian Al-Ikhwan Al-Muslimin ke Al-Quds sekali lagi secara sembunyi-sembunyi, untuk mempelajari apakah ada kemungkinan kembali lagi ke sana secara pribadi, demi melanjutkan perjuangan kami membela Palestina. Kami kembali ke Damaskus bersama seluruh anggota batalion dan komandan-komandannya yang bergabung dengan pasukan penyelamat. Pasukan penyelamat ini melucuti persenjataan kami dan berjanji mengundang kami sekali lagi bila dibutuhkan.”

Tahun 1949, Syekh Musthafa As Siba’i meraih gelar Doktor dari Fakultas At Tasyri’ Al-Islami dan Sejarahnya dari Universitas Al-Azhar dengan disertasi berjudul As Sunnah wa Makanatuha fit Tasyri’ Al-Islami, lulus dengan suma cumlaude. Dalam tesisnya tersebut As Sibaai' menyanggah habis argumen kaum Orientalis tentang kedudukan As Sunnah dalam Syariat Islam. Beliau juga menulis buku khusus tentang orientalis dengan judul, Alistisyraq Wal Mustasyriqun (Orientalisme dan kaum Orientalis). Tahun 1953, Syekh Mustafa As Siba’i menghadiri konfrensi Islam untuk pembelaan Al-Quds yang diadakan di kota Al-Quds dan dihadiri oleh perwakilan Al-Ikhwan Al-Muslimin dari seluruh negara Arab dan para tokoh Islam dunia, termasuk saat itu hadir Dr. Muhammad Natsir sebagai wakil Indonesia.

Selama tujuh tahun Syekh As Siba’i menderita lumpuh pada sebagian tubuhnya termasuk tangan kirinya, tetapi beliau sabar, pasrah terhadap ketentuan Allah, ridha terhadap hukum-Nya. Walaupun lumpuh sebagian tubuhnya tidak menghalangi beliau untuk berdakwah dan membina umat. Syekh Siba’i, tidak hanya piawai dalam menulis, ahli dalam pidato, beliau juga memperaktekkan kewajiban agama dengan ikhlas dan mengharapkan ridha Allah, padahal kondisi tubuhnya sudah uzur karena lumpuh dan sakit yang diderita.

Dengan menggunakan tongkat, beliau berjalan di pagi hari dan sore hari menuju masjid untuk shalat, sujud dan rukuk kepada Allah, pada saat yang sama ada orang yang badannya sehat, berjalan tidak bertongkat, penampilannya memikat, enggan dan tidak mau datang ke masjid untuk melaksanakan sholat, terutama sekali sholat subuh berjama’ah di masjid.

Hari Sabtu, 3/10/1964, Syekh. DR. Musthafa Siba’i, pembela Palestina dan kota Suci Al-Quds, pejuang yang gigih lagi sabar meninggal dunia di kota Himsh. Jenazahnya diiringi rombongan yang besar dan dishalatkan di masjid Jami’ Al-Umawi, Damaskus. Mufti Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberi kesaksian: Suriah kehilangan tokoh besar mujahid agung. Dunia Islam kehilangan ulama besar, ustadz mulia dan dai piawai. Saya mengenalnya dan melihat pada dirinya keikhlasan, kejujuran, keterbukaan, tekad baja, motivasi kuat dalam membela akidah dan prinsip. Ia memiliki kans besar dan peran nyata dalam melayani problematika Islam dan Arab, terutama problematika Suriah dan Palestina. Ia memimpin batalyon Al-Ikhwan Al-Muslimin demi membela Baitul Maqdis tahun 1948. Semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerima segala ibadahnya dan memasukkan beliau ke dalam surga bersama para Nabi, rang-orang yang jujur, para syuhada, dan orang-orang shalih, amin!

Hasbunalloh wa ni’mal wakil  

Posted by agus3anto

Manusia yang lemah dan terbatas ini mau tidak mau harus berhubungan dengan Kekuatan Maha Besar yang semestinya meminta pertolongan dariNya, ketika beban yang ditanggungnya melampaui kekuatan-kekuatannya yang terbatas, ketika merasa keberatan untuk menanggung beban, ketika jalan terasa begitu panjang sementara cita-citanya semakin menjauh dalam umurnya yang terbatas dan ketika langkah-langkah semakin berat untuk melangkah mencapai tujuan.

....."Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali ‘Imran:173).


Tatkala Nabi Ibrahim diletakkan di manjaniq, Jibril bertanya kepadanya. “Apakah engkau butuh kepadaku?” Ibrahim menjawab, “Kalau kepadmu (aku) tidak (butuh), tapi kalau kapada Alloh, ya”. Hasbunalloh wa ni’mal wakil, diucapkan oleh Ibrahim tatkala dilemparkan ke dalam api, sehingga api itu tiba-tiba menjadi dingin dan tidak menghancurkan Ibrahim.


“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali ‘Imran:165)”. Hasbunalloh wa ni’mal wakil, diucapkan oleh Rasululloh s.a.w saat perang Uhud, kemudian Alloh pun menolong mereka.


Seorang itu akan selalu berada di antara sesat dan benar “..maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS. Asy Syams:8)”. Bahkan dalam satu waktu seorang bisa dalam keduanya. Ketika seorang hamba bersyukur, taat kepada Alloh dan membuatnya Ridho, maka Alloh akan menurunkan pertolongan-Nya. Sebaliknya jika seorang hamba menyekutukan-Nya, menentang-Nya dan mendurhakai-Nya maka Alloh akan murka dan membiarkan kita dalam kegelapan. “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong. bagi mereka selain dari Allah (QS. Nuh:71)”.


“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Alloh dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:153)”. Oleh karena itu, setiap kali dalam kepayahan Rasululloh s.a.w senantiasa berseru, “Istirahatlah kami dengan shalat wahai Bilal!”. Dan beliau pun banyak-banyak mengerjakan shalat jika tengah menghadapi suatu masalah agar beliau semakin bertemu Alloh. Dari ‘Abudullah bin Mas’ud ra, ia menuturkan, “Aku menyaksikan Rasululloh s.a.w tengah menceritakan seorang nabi yang dipukuli kaumya hingga berdarah-darah, nabi itu membersihkan darahnya dari mukanyaa sembari berdoa, “Ya Alloh, ampunilah kaumku, sebab mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).



Tatkala waktu berjalan lama dan keletihan sudah sampai puncaknya, adakalanya kesabaran pun melemah atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu Alloh menambahkan shalat kepada kesabaran, sebab dialah penolong yang tidak pernah jenuh dan bekal yang tidak pernah habis. Sabar adalah penolong yang memperbaharui energi dan bekal yang menguatkan hati sehingga tali kesabaran pun semakin panjang dan tidak terputus. Kemudian menguatkan ridha, keceriaan, ketenangan, kepercayaan diri dan keyakinan.


Menyerahkan semua perkara kepada Alloh, bertawakal kepadaNya, percaya sepenuhnya terhadap janji-janjinya, ridha dengan apa yang dilakukanNya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar pertolonganNya merupakan buah keimanan yang paling agung dan sifat yang paling mulia dari seorang mukmin.


Wallahu a’lam bish showab...



Rujukan:

Al-Qarni, ‘Aidh, DR. 2005. Laa Tahzan-Jangan Bersedih. Cetakan kedelapanbelas. Qisthi Press: Jakarta Timur.

Quthb, Sayyid. 2007. Fikih Pergerakan-Aku Wariskan Untuk Kalian. Cetakan Pertama. Uswah: Yogyakarta.

Belajar dari kambing  

Posted by agus3anto

Belajar dari kambing
Dani Ardiansyah

Apa yang bisa kita pelajari dari kambing? suaranya kah? pola makannya kah? atau apa? atau kebiasaannya yang jarang mandi? Hmm, sepertinya nyaris tidak ada yg bisa kita pelajari dari perilaku hewan yang satu ini, selain hal-hal yang justru seharusnya kita hindari. Nah diantara beberapa kebiasaan kambing yang yang harus kita hindari, ternyata ada satu hal yang bisa kita jadikan sebagai suri tauladan serta dapat kita ambil sebagai hikmah dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Sumpe lo? emang ada?


Yuk kita intip Al-Quran surah Ash-Shaffat ayat 101 dan 102. Dalam surat itu, Allah berfirman sebagai berikut:


“Telah Kami kabarkan berita gembira kepada Ibrahim tentang anaknya yang sangat sabar. Ketika anaknya (Ismail) itu telah sampai pada usia yang cukup baginya untuk melakukan usaha, Ibrahim berkata, ‘Wahai anakku, sungguh aku telah bermimpi. Dalam mimpiku itu, aku menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini?’ Ismail lalu menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apapun yang telah diperintahkan. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar”. Loh, mana bagian tentang kambingnya? -hehe, sabar dulu dong!


Kok tega ya, Nabi Ibrahim mau menyembelih Ismail yang secara Beliau adalah darah dagingnya sendiri, anak kandung, belahan jiwa, Penerus bangsa, gubrak!


Udah gitu, kok mau-maunya Ismail kecil di sembelih sama bapaknya sendiri, coba kalo kita yang ditanya begitu sama bapak kita, wah sudah bisa dipastikan kabur deh. Atau langsung lapor rt, rw setempat plus ke Kak Seto. loh kok, kak Seto di bawa-bawa? iya, kan doi yg punya komisi perlindungan anak.


Cintalah ternyata yang menjadikan mereka melakukan itu semua, cintalah yang ternyata juga membuat Nabi Ibrahim tega mengatakan itu pada Ismail, dan cinta jugalah yang melembutkan hati Ismail dan menerima segala keputusan dari sang ayah yang hanya berdasarkan pada sebuah mimpi.Dua manusia mulia ini, yaitu Ibrahim dan Ismail, telah menunjukkan sebuah konsep penghambaan yang paling agung. Penghambaan pada Sang pencipta yang telah memberikan mereka segalanya, dan ketika Sang pemilik hidup meminta kembali yang telah diberikan-Nya. Maka Nabi Ibrahim yang hanya sebatas penerima amanah, harus dengan rela mengambalikan hal tersebut. Terus, hubungannya sama kambing apa dong?, weit, sabar dulu Bro!


Bagi siapapun juga, hal paling berharga yang dimiliki oleh manusia adalah nyawanya. Bagi seorang ayah, nyawa anak kandung adalah hal paling bernilai. Pengorbanan tiada tara yang dilakukan oleh Ibrahim dan Ismail itu menyebabkan turunnya rahmat dan keridhoan dari Allah yang Maha Pengasih. Ismail yang sudah pasrah disembelih oleh ayahnya, diganti menjadi seekor domba oleh Allah SWT. Ismail sendiri selamat karena yang kemudian disembelih adalah domba yang diturunkan Allah itu. Coba deh, contek lagi surah Ash-Shaaffaat ayat 105 hingga ayat 110 berikut ini.


“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285]. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”


Fyuh, akhirnya, kecintaan Nabi Ibrahim dengan melaksanakan perintah-Nya mendapatakan balasan yang juga lebih bermkna. Coba bayangin deh, jika saja waktu itu Allah SWT tidak mengganti Nabi Ismail dengan Domba tersebut, maka semua orang tua akan melaksanakan ibadah seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam. Serem kan? But don't worry Guys, Allah sudah menjelaskan pada kita Dalam kaitan dengan ibadah qurban. Allah menegaskan bahwa daging hewan yang diqurbankan itu tidak akan sampai kepada-Nya hanyalah ketaqwaan pelaksana qurban itu. Jadi Allah tidak mengharapkan daging dan darah hewan qurban itu, tetapi mental ketaqwaan yang tumbuh di hati yang bersih dan ikhlas. So, kaitannya sama kambing apaan dong?? Wew, capee deeh!


Yang pasti, pupus sudah anggapan kita tentang pesan kekejaman atau kekerasan dalam fragmen yang terjadi anatara Nabi Ibrahim dan Ismail as. yang ada hanyalah pasan moral yang sedemikian agung tentang kepasrahan, tentang keikhlasan, dan tentang humanisme. Nah loh, iya dong. Dengan fragmen tersebut, Allah SWT seakan menunjukan bahwa, sama sekali Allah tidak mentolelir pengorbanan yang mengatasnamakan Tuhan, hingga kemudian menjadikan seseorang kehilangan nyawanya. Dan ini adalah sebuah penegasan dari Allah, bahwa Islam adalah agama yang humanis, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan. Sama sekali bukan agama yang anarkis.


Ibrahim dan Ismail telah mendidik umat manusia untuk menundukkan segala nafsu, kedengkian, amarah, berhasil mendudukan manusia pada porsi yang sesungguhnya: sebagai khalifah (pemimpin) tentu juga sebagai abdullah (hamba Allah). Semangat berkurban untuk sesama, memberikan yang terbaik yang ia miliki dengan landasan cinta kasih kepada Allah dan sesama manusia, dan akhirnya mampu membangun kembali benang-benang persaudaraan yang telah putus, inilah nilai-nilai pengorbanan hakiki yang diajarkan oleh Ibrahim kepada kita sebagai umat manusia. Jadi, hubungannya sama kambing apa dong?


Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi saw. berkurban dengan dua ekor kibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, seraya menyebut asma Allah dan bertakbir (bismillahi Allahu akbar). Beliau meletakkan kaki beliau di atas belikat kedua kambing itu (ketika hendak menyembelih). (Shahih Muslim No. 3635)




[1284]. Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.

[1285]. Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji.

Matahari Terbit Dari Barat  

Posted by agus3anto

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Sistem kerajaan memang runyam. Fitrah manusia adalah memilih orang yang paling unggul diantara mereka untuk dijadikan pemimpin. Orang hebat biasanya memang mampu membesarkan keturunan yang hebat pula, meski tidak selalu demikian. Karena sang pemimpin terpilih memiliki keturunan yang unggul, maka anak-anaknya pun mewarisi tahta kepemimpinan. Demikianlah pola ini berlanjut hingga akhirnya orang berpikiran untuk memberi jabatan tersebut hanya pada garis keturunan tertentu.

Celakanya, sistem kepemimpinan berdasarkan garis keturunan juga seringkali melahirkan anak-anak manja yang mengandalkan kharisma ayah-ayah mereka. Karena hidupnya serba terjamin di istana, mereka pun mabuk dalam kesombongan. Beberapa diantara mereka menjadi raja yang zalim, beberapa bahkan berani mengklaim dirinya sebagai Tuhan atau serupa dengan-Nya. Beginilah penyakit takabur kalau sudah kronis.

Ada juga kader Iblis yang apes karena harus berhadap-hadapan dengan seorang lelaki yang dikenal sangat lugas, pemberani, dan tidak tedeng aling-aling. Track record-nya luar biasa, mulai dari mendebat ayahnya sendiri yang seorang pembuat berhala, mendebat kaumnya sendiri, bahkan kemudian menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya itu. Kini, sang penguasa yang merangkap kader Iblis bertatap muka dengan lelaki pemberani yang bernama Ibrahim as. Beginilah perdebatan singkat yang terjadi diantara mereka, sebagaimana terdokumentasikan di dalam Al-Qur’an :

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan : “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata : “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata : “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu ; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

(Q.S. Al-Baqarah [2] : 258)

Ada yang berpendapat bahwa sang penguasa ketika itu memanggil dua orang ke hadapannya. Yang satu dibiarkan hidup, sedang yang satu lagi dibunuh. Itulah yang dimaksudkan dengan kemampuan untuk menghidupkan dan mematikan. Menggelikan, memang. Tapi begitulah hasil kaderisasi Iblis. Lebih banyak bercanda daripada seriusnya. Bahkan nyawa orang pun dianggap permainan belaka. Tidak heran jika kini banyak yang ber-haha hihi sambil menyebut Al-Qur’an itu Kitab Suci porno, atau dengan tidak bertanggung jawabnya mengatakan bahwa kita tak usah pusing-pusing memikirkan siapa yang sesat, karena semua itu baru akan jelas di akhirat nanti. Bagi mereka ini, agama memang bukan untuk diseriusi.

Kata-kata menelanjangi penggunanya. Dengan argumen tadi, justru jelaslah logika berpikir sang raja yang sedang berdebat dengan Nabi Ibrahim as. Sudah jelas bahwa ia menganggap ‘mematikan dan menghidupkan’ itu ekivalen dengan ‘membiarkan hidup dan membunuh’. Barangkali demikian pulalah persangkaannya terhadap Allah. Dalam khayalnya, Allah hanya mampu membiarkan hidup dan membunuh. Allah tidak menciptakan, melainkan hanya tunduk pada keinginan manusia untuk bereproduksi. Di sisi lain, Allah juga bisa membunuh sekehendak-Nya. Inilah gabungan antara teori evolusi yang ‘tidak membutuhkan penciptaan’ dan penggambaran yang keji terhadap Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan pada-Nya...

Nabi Ibrahim as., tentu saja, jauh lebih cerdas daripada penguasa konyol yang satu itu. Kalau mengaku memiliki kemampuan yang setara dengan Allah, hendaknya dibuktikan dengan melakukan sesuatu yang sebanding dengan yang sudah dilakukan oleh Allah. Maka tantangan untuk menerbitkan matahari dari Barat adalah argumen yang sangat tepat dan menohok.

Setidaknya ada tiga pokok pikiran yang menginfeksi akal penguasa yang lupa daratan tadi, yaitu :

1. Allah itu pasif
2. Manusia (dalam hal ini adalah dirinya sendiri) mampu menyamai Allah dalam salah satu perbuatan-Nya
3. Allah itu kejam



Pokok pikiran yang pertama, as weird as it may sound, dibenarkan oleh banyak orang. Barangkali karena Allah tak pernah menampakkan wujud-Nya kepada kita, lantas kita berpikir bahwa Dia tidak sepenuhnya in charge di alam semesta ini. Ada yang berpendapat bahwa setelah menciptakan dunia ini, lantas Allah duduk manis sebagai penonton saja. Mereka menganggap bahwa setelah alam semesta ini diciptakan, Allah tidak lagi memegang kendali. Manusia pun boleh berkembang sekehendak hati. Bahkan dalam kondisi yang sangat ekstrem, Nasr Hamid Abu Zayd – seorang tokoh yang sering dikutip ucapannya oleh orang-orang sekuler-liberal – menganggap bahwa Allah pun harus tunduk pada ‘kuasa’ sejarah.

Banyak juga yang mengadopsi pola pikir kedua, yaitu mengira bahwa manusia bisa menyamai Allah. Sekian banyak orang yang mengenal sains secara ‘tanggung’ berkhayal bahwa ‘kesaktian sains’ adalah bukti bahwa Tuhan itu tidak dibutuhkan. Mereka merasa hebat karena telah mampu membuat bayi tabung, meskipun bahan dasarnya adalah sel telur dan sel sperma yang diciptakan oleh Allah juga. Bahkan sekiranya mereka mampu menciptakan manusia dari tanah, itu pun masih menggunakan ‘modal’ pemberian Allah. Pemikiran manusia yang merasa independen dari Tuhannya memang sungguh mengherankan, sekaligus juga begitu umum kita jumpai.

Poin ketiga adalah cara pelarian yang sangat menyedihkan. Karena tak mau mengikuti petunjuk Allah, lantas Allah pun disebut kejam. Allah sangat kejam karena telah menciptakan musibah, kelaparan, peperangan, dan kejahatan di muka bumi. Bahkan Allah telah menyiapkan siksa neraka yang membuat segala penderitaan di dunia nampak kecil. Mereka sama sekali tidak mempertimbangkan betapa banyaknya pemberian Allah pada seluruh makhluk ciptaan-Nya dan betapa banyak waktu yang diberikan kepada mereka untuk mampu memahami petunjuk-Nya.

Nabi Nuh as. menyampaikan dakwahnya selama ratusan tahun. Setelah sekian lama, dan sebagian besar kaumnya tetap kafir, barulah Allah SWT menenggelamkan mereka dalam peristiwa banjir besar. Demikian pula kaumnya para Nabi dan Rasul lainnya, mereka pun telah menyaksikan kebenaran dan mendapatkan cukup banyak waktu untuk belajar.

Masalahnya, sampai matahari terbit dari arah barat sekalipun, akan ada saja manusia yang tak mau belajar.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Iblis Itu Kafir !  

Posted by agus3anto

Iblis Itu Kafir !

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Saya harus berkali-kali mengingatkan diri saya sendiri mengapa topik culun seperti ini mesti dibahas. Akan tetapi di era cyber seperti ini, setiap informasi sangat berharga. Jika kita diam mematung, maka info-info yang sesat akan beredar bebas. Hal ini sudah terbukti nyata, karena – berkenaan dengan topik kali ini – memang benar-benar ada yang menyangka bahwa Iblis itu tidak kafir. Canggihnya lagi, ia malah dinobatkan sebagai makhluk yang tauhid-nya paling murni.


Nurcholis Majid dulu pernah bilang bahwa kalau kita banyak membaca, mungkin kita akan sependapat dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Iblis itu murni tauhid-nya, karena ia menolak sujud kepada selain Allah SWT (dalam hal ini kepada Nabi Adam as.). Yang Cak Nur lupa jelaskan adalah : buku macam apa yang dibaca sehingga menghasilkan kesimpulan seperti itu? Inilah kegawatan era informasi seperti yang sudah saya sebutkan di paragraf sebelumnya.

Jadi, buku macam apa yang mengatakan bahwa Iblis itu murni tauhid-nya?

Kisah seputar penciptaan Nabi Adam as. dan penolakan Iblis untuk sujud kepadanya sudah cukup dikenal. Sayangnya, selain berita-berita yang diyakini kebenarannya, beredar pula kisah-kisah yang entah dari mana munculnya. Untuk menjaga kualitas rubrik ini, marilah kita bersandar pada referensi-referensi yang handal saja.

Ada tujuh surah di dalam Al-Qur’an yang memuat kisah menggemparkan ini. Anda bisa menemukannya di surah Al-Baqarah [2], Al-A’raaf [7], Al-Hijr [15], Al-Israa’ [17], Al-Kahfi [18], Thaaha [20], dan Shaad [38]. Jalan ceritanya sederhana dan mudah dipahami, jadi rasanya tidak perlu dibahas secara mendetil. Di sini, kita hanya akan membahas beberapa poin penting.

Pada suatu ketika, Allah SWT memutuskan untuk menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Karena suatu sebab, hal ini membuat para malaikat heran dan mempertanyakan kehendak Allah tersebut. Allah kemudian menciptakan Nabi Adam as., membekalinya dengan ragam pengetahuan yang tidak dimiliki oleh para malaikat sekalipun, dan kemudian mereka pun merasa takjub pada makhluk baru ciptaan Allah tersebut (Q.S. Al-Baqarah [2] : 30-33). Dari sini kita dapat memahami bahwa meskipun Allah memiliki kekuasaan tak terbatas, namun kita boleh mengajukan pertanyaan atau mengekspresikan keheranan kita terhadap kehendak-Nya, tentunya dengan cara yang santun. Tentunya bertanya itu jauh berbeda dengan menolak mentah-mentah.

Iblis, on the other hand, bukan tipe teman berbincang yang baik. Tanpa tanya-tanya terlebih dahulu, ia langsung menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam as., bahkan kemudian membantah-Nya. Pada surah Al-A’raaf, Al-Hijr, Al-Israa’ dan Shaad, kita dapat melihat dengan jelas alasan penolakan Iblis, yaitu karena ia – sebagai makhluk yang diciptakan dari api – merasa tak sudi bersujud kepada Adam as. yang diciptakan dari tanah.

Mari hayati episode yang satu ini. Iblis berhadap-hadapan dengan Allah SWT, yang ia sendiri tahu pasti bahwa kekuasaan-Nya tak ada bandingannya, kemudian ia membantah-Nya tanpa setidaknya bertanya terlebih dahulu. Jika memang ada iman dalam dirinya, maka pastilah iman itu luntur dengan sangat cepat. Kita tidak menjumpai makhluk lain yang lebih nekad daripada Iblis. Banyak yang durhaka kepada Allah, tapi mereka tidak memproklamirkan kedurhakaannya sedemikian rupa.

Hasilnya? Ada sekian banyak gelar yang ‘dihadiahkan’ kepada Iblis. Dari ketujuh surah yang sudah saya sebutkan di atas, inilah ‘gelar kehormatan’ yang diberikan kepadanya :

1. ‘takabur dan kafir’ (Q.S. Al-Baqarah [2] : 34
2. ‘hina’ (Q.S. Al-A’raaf [7] : 13)
3. ‘terkutuk’ (Q.S. Al-Hijr [15] : 34)
4. ‘calon penghuni neraka Jahannam’ (Q.S. Al-Israa’ [17] : 63)
5. ‘makhluk yang durhaka dan musuhnya manusia’ (Q.S. Al-Kahfi [18] : 50)
6. ‘pembangkang’ (Q.S. Thaahaa [20] : 116)
7. ‘takabur, kafir dan terkutuk’ (Q.S. Shaad [38] : 74-77)

Inikah gelar yang pantas untuk hamba yang murni tauhid-nya?

Penelusuran kita akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa anjuran Cak Nur untuk ‘rajin membaca’ hendaknya diaplikasikan terlebih dahulu kepada Al-Qur’an sebagai bacaan utama, baru kepada bacaan-bacaan sekunder yang bermanfaat. Buku apa pun yang mengatakan bahwa Iblis memiliki tauhid yang murni sudah pasti bertentangan dengan Al-Qur’an. Pada titik ini, kita harus memilih antara beriman kepada Al-Qur’an atau memilih bahan bacaan lain untuk dijadikan rujukan.

Tentu tak perlu ada perdebatan lagi mengenai bagaimana kita harus memperlakukan Iblis. Iblis harus diperlakukan sebagai musuh. Akan tetapi, Iblis hanyalah satu oknum. Yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa Iblis – dalam euforia kesombongannya sesaat setelah menerima vonis kafir dari Allah – telah bersumpah untuk menyesatkan Bani Adam hingga akhir jaman (lihat, misalnya, di surah Shaad). Artinya, detik ini pun Iblis sedang sibuk melakukan proses kaderisasinya. Iblis memang hanya satu, namun doktrinnya menyebar kemana-mana. Kadang-kadang pemikirannya dibawa oleh manusia, kadang oleh jin. Manusia dan jin sama-sama memiliki kesempatan untuk bertaubat selama masih hidup dan belum kiamat. Sementara itu, Iblis dan pemikirannya terus abadi hingga waktu yang telah Allah tetapkan.

Nah, setelah topik konyol ini kita sudahi, insya Allah kita akan lanjutkan dengan membahas beberapa tokoh dalam sejarah peradaban manusia yang meniru-niru ‘kehebatan’ Iblis.


Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Iblis Itu Kafir !  

Posted by agus3anto

Iblis Itu Kafir !

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Saya harus berkali-kali mengingatkan diri saya sendiri mengapa topik culun seperti ini mesti dibahas. Akan tetapi di era cyber seperti ini, setiap informasi sangat berharga. Jika kita diam mematung, maka info-info yang sesat akan beredar bebas. Hal ini sudah terbukti nyata, karena – berkenaan dengan topik kali ini – memang benar-benar ada yang menyangka bahwa Iblis itu tidak kafir. Canggihnya lagi, ia malah dinobatkan sebagai makhluk yang tauhid-nya paling murni.


Nurcholis Majid dulu pernah bilang bahwa kalau kita banyak membaca, mungkin kita akan sependapat dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Iblis itu murni tauhid-nya, karena ia menolak sujud kepada selain Allah SWT (dalam hal ini kepada Nabi Adam as.). Yang Cak Nur lupa jelaskan adalah : buku macam apa yang dibaca sehingga menghasilkan kesimpulan seperti itu? Inilah kegawatan era informasi seperti yang sudah saya sebutkan di paragraf sebelumnya.

Jadi, buku macam apa yang mengatakan bahwa Iblis itu murni tauhid-nya?

Kisah seputar penciptaan Nabi Adam as. dan penolakan Iblis untuk sujud kepadanya sudah cukup dikenal. Sayangnya, selain berita-berita yang diyakini kebenarannya, beredar pula kisah-kisah yang entah dari mana munculnya. Untuk menjaga kualitas rubrik ini, marilah kita bersandar pada referensi-referensi yang handal saja.

Ada tujuh surah di dalam Al-Qur’an yang memuat kisah menggemparkan ini. Anda bisa menemukannya di surah Al-Baqarah [2], Al-A’raaf [7], Al-Hijr [15], Al-Israa’ [17], Al-Kahfi [18], Thaaha [20], dan Shaad [38]. Jalan ceritanya sederhana dan mudah dipahami, jadi rasanya tidak perlu dibahas secara mendetil. Di sini, kita hanya akan membahas beberapa poin penting.

Pada suatu ketika, Allah SWT memutuskan untuk menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Karena suatu sebab, hal ini membuat para malaikat heran dan mempertanyakan kehendak Allah tersebut. Allah kemudian menciptakan Nabi Adam as., membekalinya dengan ragam pengetahuan yang tidak dimiliki oleh para malaikat sekalipun, dan kemudian mereka pun merasa takjub pada makhluk baru ciptaan Allah tersebut (Q.S. Al-Baqarah [2] : 30-33). Dari sini kita dapat memahami bahwa meskipun Allah memiliki kekuasaan tak terbatas, namun kita boleh mengajukan pertanyaan atau mengekspresikan keheranan kita terhadap kehendak-Nya, tentunya dengan cara yang santun. Tentunya bertanya itu jauh berbeda dengan menolak mentah-mentah.

Iblis, on the other hand, bukan tipe teman berbincang yang baik. Tanpa tanya-tanya terlebih dahulu, ia langsung menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam as., bahkan kemudian membantah-Nya. Pada surah Al-A’raaf, Al-Hijr, Al-Israa’ dan Shaad, kita dapat melihat dengan jelas alasan penolakan Iblis, yaitu karena ia – sebagai makhluk yang diciptakan dari api – merasa tak sudi bersujud kepada Adam as. yang diciptakan dari tanah.

Mari hayati episode yang satu ini. Iblis berhadap-hadapan dengan Allah SWT, yang ia sendiri tahu pasti bahwa kekuasaan-Nya tak ada bandingannya, kemudian ia membantah-Nya tanpa setidaknya bertanya terlebih dahulu. Jika memang ada iman dalam dirinya, maka pastilah iman itu luntur dengan sangat cepat. Kita tidak menjumpai makhluk lain yang lebih nekad daripada Iblis. Banyak yang durhaka kepada Allah, tapi mereka tidak memproklamirkan kedurhakaannya sedemikian rupa.

Hasilnya? Ada sekian banyak gelar yang ‘dihadiahkan’ kepada Iblis. Dari ketujuh surah yang sudah saya sebutkan di atas, inilah ‘gelar kehormatan’ yang diberikan kepadanya :

1. ‘takabur dan kafir’ (Q.S. Al-Baqarah [2] : 34
2. ‘hina’ (Q.S. Al-A’raaf [7] : 13)
3. ‘terkutuk’ (Q.S. Al-Hijr [15] : 34)
4. ‘calon penghuni neraka Jahannam’ (Q.S. Al-Israa’ [17] : 63)
5. ‘makhluk yang durhaka dan musuhnya manusia’ (Q.S. Al-Kahfi [18] : 50)
6. ‘pembangkang’ (Q.S. Thaahaa [20] : 116)
7. ‘takabur, kafir dan terkutuk’ (Q.S. Shaad [38] : 74-77)

Inikah gelar yang pantas untuk hamba yang murni tauhid-nya?

Penelusuran kita akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa anjuran Cak Nur untuk ‘rajin membaca’ hendaknya diaplikasikan terlebih dahulu kepada Al-Qur’an sebagai bacaan utama, baru kepada bacaan-bacaan sekunder yang bermanfaat. Buku apa pun yang mengatakan bahwa Iblis memiliki tauhid yang murni sudah pasti bertentangan dengan Al-Qur’an. Pada titik ini, kita harus memilih antara beriman kepada Al-Qur’an atau memilih bahan bacaan lain untuk dijadikan rujukan.

Tentu tak perlu ada perdebatan lagi mengenai bagaimana kita harus memperlakukan Iblis. Iblis harus diperlakukan sebagai musuh. Akan tetapi, Iblis hanyalah satu oknum. Yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa Iblis – dalam euforia kesombongannya sesaat setelah menerima vonis kafir dari Allah – telah bersumpah untuk menyesatkan Bani Adam hingga akhir jaman (lihat, misalnya, di surah Shaad). Artinya, detik ini pun Iblis sedang sibuk melakukan proses kaderisasinya. Iblis memang hanya satu, namun doktrinnya menyebar kemana-mana. Kadang-kadang pemikirannya dibawa oleh manusia, kadang oleh jin. Manusia dan jin sama-sama memiliki kesempatan untuk bertaubat selama masih hidup dan belum kiamat. Sementara itu, Iblis dan pemikirannya terus abadi hingga waktu yang telah Allah tetapkan.

Nah, setelah topik konyol ini kita sudahi, insya Allah kita akan lanjutkan dengan membahas beberapa tokoh dalam sejarah peradaban manusia yang meniru-niru ‘kehebatan’ Iblis.


Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Senarai Senja  

Posted by agus3anto

Senarai Senja

Tapi aku masih saja berbalut jubahMu,
jubah yang kucuri ketika celah-celah waktu memanggil, dan tak kuhinggapi helai permadani yang kau hamparkan untukku.
BAHKAN ketika langit berubah MERAH, NILA atau JINGGA.

Dan aku masih saja berdiri ponggah dalam ketakberdayaanku yang tersamar oleh ego dan lecutan angkara.
Atau baur bersama raung klakson dari mobil box pengangkut mimpi.

Seringkali aku meringkuk dalam kubangan kata ketika menjajakiMu seperti aku mengenalkan seorang kawan lama pada segerombolan pengelana yang tersesat di antara hujan yang menghutan, pada senja yang berkomplot dengan gelap.
Di antara rindang prasangka yang tak pernah ada titik akhir seperti setapak dalam sebuah peta.

Dan aku tersesat dalam senja yang kalian ceritakan, menggapai pegangan tanpa sedikitpun bias cahaya.

Terseok dalam gulita yang membuatku sesak.
Adakah senarai terang di ujung sana?
meski samar, meski hanya sebatas geriap??

Agar Tetap Termotivasi!!  

Posted by agus3anto

Agar Tetap Termotivasi!!

Bukanlah berat beban yang menjadikan kita stress, namun lamanya kita memikul beban tersebut. ~ Stephen Covey

Berbicara motivasi, saya teringat ungkapan Stephen Covey ketika memberikan kuliah tentang Manajemen Stress. Covey memulai kuliahnya dengan mengangkat segelas air dan bertanya kepada para mahasiswanya: "Menurut Anda, seberapa berat segelas air ini?" Mahasiswanya pun menjawab berat air mulai dari 200 gr hingga 500 gr.

Covey pun menjelaskan argumen cerdasnya : "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. Jika saya memegangnya selama 1 menit, maka tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, bisa jadi lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya! Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban tersebut akan terus meningkat beratnya."
Nah, jika kita menjadi mahasiswanya Covey, apa yang akan kita lakukan? Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, beristirahat sejenak sebelum mengangkatnya kembali. Kita harus meninggalkan beban tersebut secara periodik, agar dapat lebih segar dan mampu membawanya kembali.

Logika Covey bisa kita praktekkan dalam setiap sisi kehidupan. Banyak orang yang sulit untuk selalu termotivasi. Orang yang hebat pun pasti pernah merasakan turun atau bahkan kehilangan motivasi. Lima tips berikut semoga menjadikan kita agar tetap termotivasi. Praktekkan dan lihat perubahannya!

1. Pelihara sikap positif
Jika kita perhatikan, hidup hanya 10% dari apa yang terjadi pada diri kita, dan 90% adalah reaksi kita terhadapnya. Kita bertanggung jawab atas semua tindakan dan sikap, serta mengubahnya pada saat yang tepat. Ketika kita berada di lingkungan yang menyenangkan dan positif, kita menikmatinya, lebih percaya diri, dan tahu bahwa kita bisa mengubah segala sesuatu yang ingin kita ubah.

2. Tempatkan Permasalahan pada tempatnya
Setiap orang mempunyai permasalahan. Namun, menempatkannya dengan tepat menjadi tantangan tersendiri. Sebagai contoh, jika kita memiliki permasalahan dengan orang rumah, kita tidak perlu membawanya ke tempat kerja, atau orang lain yang tidak tahu menahu dengan permasalahan kita. Energi kita akan habis hanya untuk membawa masalah kita kemana-mana, yang justru menambah beban kita. Selesaikan masalah dengan segera dan tidak membiarkannya berlarut-larut. Begitupun, sebelum pulang ke rumah, tinggalkan beban pekerjaan kita. Kita tidak perlu membawa pulang urusan pekerjaan kita. Beban itu dapat kita teruskan keesokan harinya.

3. Buat Lingkungan yang positif
Apa yang kita dengar dan lihat, maka begitulah paradigma kita terbentuk. Karenanya, cobalah untuk selalu membuat lingkungan kita secara positif, seperti “Saya orang yang bermanfaat dan bernilai untuk orang lain” atau “Saya percaya bahwa saya akan sangat berhasil suatu hari nanti”. Tuliskan dan baca dengan sesering mungkin. Kita pun bisa mengucapkannya dengan keras untuk teracu melakukan hal-hal positif dalm hidup kita. Cobalah!

4. Buatlah waktu istirahat dengan benar
Tubuh kita bukanlah robot yang bisa kita paksa untuk terus menerus bekerja. Hal terbaik adalah melakukan segala sesuatunya dengan seimbang. Ketika waktunya istirahat, maka manfaatkan waktu tersebut untuk benar-benar beristirahat. Hal ini akan memberikan hak tubuh kita, sehingga bisa optimal untuk melakukan kerja selanjutnya.

5. Latihan, latihan dan latihan
Mendorong diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan, atau menjadi contoh bagi orang lain, seharusnya tidak hanya dilakukan ketika kita memiliki spirit saja. Ini menjadi proses yang berkelanjutan dalam setiap sisi kehidupan. Artinya, sikap mental kita, fisik yang selalu prima hendaknya selalu tampak pada lingkungan kerja, atau interaksi kita dengan orang lain.
Terus berusaha dan terus mencoba, itulah kuncinya. Menjaga agar tetap termotivasi di sepanjang jalan itu tidak mudah. Tentu saja ini yang membutuhkan uji coba terus menerus. Tetap semangat and have a nice day! ;-)

Dari Kota Sunyi  

Posted by agus3anto

Dari Kota Sunyi
Oleh : Yon's Revolta

Kotaku kota sunyi
Dari kepingan kata alif
Dan segumam lirik alfatihah
Disinilah aku mulai mengeja

Rumput-rumput yang bertasbih
Burung-burung yang berzikir
Pucuk-pucuk daun gugur
Dan senja yang mengejar

Biarkan aku sendiri
Sejenak mengaduh alpa
Pada hari yang renta
Dalam sujud-sujud hening

Bukit Kemenangan  

Posted by agus3anto

Bukit Kemenangan
Oleh : Lia Octavia

Mega terbentang mengarak cahaya
Luapkan hangat semesta dunia
Menatap darah yang mengalir di bawah pasrah
Melelehkan peluh yang menetes di bawah susah

Malam dan fajar tersenyum perlahan
Gemuruh hawa yang menggenggam tombak
Liar menggilas jubah putih para ciptaan
Memojokkan…
Menghempaskan…
Mengguncangkan…
Dan lihat siapa yang bertahan

Hirup nafas kedigdayaan
Hunus pedang kekuatan
Lontarkan panah-panah kesabaran
Pacu kuda peperangan
Di padang kerontang nyaris tak berbintang

Detak-detak hati runduk tersungkur
Rinai-rinai air mata basahi sajadah jiwa
Genggam tekad takkan mundur
Kala hawa sedang tertawa

Kutatap waktu seribu fana
Sang Cinta turun dari singgasana
Menebas leher kesombongan
Menusuk jantung kedengkian
Membelah dada kejahatan
Mencabik hawa kebuasan

Langit pucat menatap asap
Menggantang sejuta lolongan hewan
Mengaum tebarkan kengerian
Menggelegakkan serpihan kelam
Saat hawa sedang terbenam

Di atas bukit perjuangan
Kukibarkan bendera kemenangan
Para pemenang sejati atas para pecundang
Yang masih terlongong-longong di atas kebodohan
Karena pikiran pecundang penuh kekerdilan

Padang pertempuran telah bersimbah
Kecongkakan telah rebah
Hawa telah punah
Selamanya…
Di lorong waktu yang terpisah

Luka-Luka Pembawa Cahaya  

Posted by agus3anto

Luka-Luka Pembawa Cahaya
Oleh : Lia Octavia

Rengkuhlah tiap-tiap hati yang terluka
Balutlah semua itu dengan cinta
Biarkan dunia sedang tertawa
Di atas panggung sandiwara

Selama bumi masih berputar
Selama nafas masih berhembus
Selama nadi masih berdenyut
Perubahan takkan menunggu waktu sebentar
Perputaran takkan berkata “jangan dulu tertembus”
Perpindahan takkan menyisakan kalut

Karena…
Cinta membalut hati-hati dengan Cinta
Cinta menerangi hati dengan lentera Cinta
Cinta menaungi hati dengan sayap Cinta
Cinta memberikan yang terbaik pada yang dicinta
Jauh di luar pemahaman, jauh di luar penalaran

Kala Cinta menaungi dengan cahaya
Kala Cinta melapangkan dada yang tercinta
Kala Cinta mengijabah setiap doa dan pinta
Yang keluar dari airmata hati yang terluka
Maka yang lain tiada berbeda

Bagi hati-hati yang terluka…
Tersayat…
Terhempas…
Rengkuhlah mereka semua
Sembuhkanlah luka-luka dunia
Luka-luka pembawa cahaya
Luka-luka pembawa cinta…

Tausyiah di Masjid Raya Almunawar  

Posted by agus3anto

Tausyiah di Masjid Raya Almunawar, Senin 24 Desember 2007



Limpahan Puji kehadirat Allah, Maha Raja langit dan bumi dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu, Maha Melihat, Maha Mendengar, melihat semua dari lintasan pemikiran hambaNya, tidak lepas dari-Nya semua apapun yang dipikirkan hambaNya dari sejak alam semesta tercipta Hingga alam semesta berakhir, tiada yang tersembunyi dihadapan Allah. Maha Mengetahui dan bersatu kepada-Nya seluruh pengetahuan, bersumber kepada-Nya segala kemuliaan dan kehidupan. Maha Suci Allah yang meruntuhkan kekuasaan dengan kematian, ketika Allah mendatangkan kematian kepada hamba-Nya, runtuhlah seluruh kekuatan dan kekuasaan mereka dengan kehendak Allah. Maha Suci Allah dan beruntunglah mereka yang mengikuti tuntunan keabadian yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul, hingga pemimpin Nabi dan Rasul Sayyidina Muhammad SAW wa baaraka 'alaih wa ala alih.

Hadirin-hadirat, malam hari ini kita berkumpul didalam perkumpulan kembali didalam kemuliaan Ilahi, yang tiada pernah menutup pintu anugerah setiap waktu dan saat, rahmat-Nya selalu dilimpahkan pada hamba-hamba-Nya sepanjang waktu dan zaman, akan tetapi hamba-hamba-Nya lah yang selalu menghindar dari rahmat-Nya. Sungguh beruntung mereka-mereka yang mensucikan dirinya dengan tuntunan keluhuran dan merugilah mereka yang mengotori dirinya.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, juga dimalam ini adalah malam yang sangat menyedihkan bagi orang-orang yang beriman yang mencintai Allah dan Rasul, sungguh Allah SWT telah berfirman didalam surat Maryam:
"takaadussamaawaatu yatafatthorna minhu, wa tansyaqqul-ardhu watakhirrul-jibaalu haddaa* an tadau lirrohmaani waladaa* wamaa yanbaghii lirrohmaani an yattakhidza waladaa* inkullu man fissamaawaati wal-ardhi illaa aatirrahmaani 'abdaa* laqod ahshoohum wa 'addahum 'addaa* wakulluhum aatiihi yaumal-qiyaamati fardaa*(
"Allah berfirman: "Hampir saja langit itu terbelah, bumi itu terpecah, dan gunung-gunung itu hancur berkeping-keping, ketika mereka mengatakan Allah mempunyai putra, "wamaa yanbaghii lirrohmaani an yattakhidza waladaa" tiada sepantasnya seseorang mengatakan Arrahman (Allah) mempunyai putra, "inkullu man fissamaawaati wal-ardhi illaa aatirrahmaani 'abdaa" semua yang ada dilangit dan bumi akan datang kehadapan Arrahman sebagai hamba, "laqod ah shoohum wa 'addahum 'addaa" Aku sudah menghitung seluruh jumlah hambaKu dan mereka akan datang kehadapan-Ku semua hamba-Ku yang Kuciptakan, "wakulluhum aatiihi yaumal-qiyaamati fardaa" mereka akan datang kehadapan Allah sendiri-sendiri".

Hadirin-hadirat, alam semesta ini hampir hancur ketika mendengar aqidah yang muncul mengakui Allah mempunyai putra. Dan malam ini hadirin, inilah malam penghinaan terbesar terhadap Allah, inilah malam yang bisa membuat hancurnya alam semesta, dari takutnya penghinaan mereka terhadap Allah.

Allah telah berfirman didalam Alqur'annulkarim surat Al Maidah:
"waidz qoolallahu yaa iisabna maryama a-anta qulta linnaasittakhidzuunii wa ummiya ilaa haini min dunillah", "wahai Isya bin Maryam", Allah berkata kepada Isa bin Maryam kelak di yaumil qiyamah. "engkaukah yang mengajari dan mengatakan kepada orang untuk menyembahmu dan menyembah ibumu selain Allah?" maka berkatalah sayyidina Isa bin Maryam" "Subhaanaka maa yakuunu lii an aquula maa laisa lii bihaqqin" Maha Suci Engkau Robbi aku tidak bicara terkecuali apa yang benar dan Kau perintahkan", "in kuntu qultuhuu faqod 'alimtah" "bila aku betul mengucapkannya sungguh Engkau akan mengetahuinya, "ta'lamu maa fii nafsii walaa a'lamu maa fii nafsika" "Kau Maha Tahu apa yang ada didalam diriku dan aku tidak tahu apa yang ada pada Dzat Mu", "innaka anta 'allaamul-ghuyuub"

Didalam dzurrul mansyur, yang dikarang oleh Al-Imam Al Hafidh Jalaluddin Abdurrahman As-shuyuti menukil (mengutip) bahwa, ketika Allah bertanya pada Nabi Isa, saat itu Nabi Isa bergetar dan roboh (jatuh) dari takutnya atas pertanyaan Allah, bahkan ketika itu ada riwayat bahwa seluruh tulang rusuknya terlepas daripada rusuk lainnya, dari gentarnya atas pertanyaan Allah, "a-anta qulta linnaasittakhidzuunii wa ummiya ilaa haini min dunillah" apakah kau yang berkata kepada manusia untuk menyembahmu dan ibumu melainkan selain Allah SWT". Pertanyaan ini merobohkan (menjatuhkan) Isa bin Maryam, dan diriwayatkan didalam Kutubuttafassir, pertanyaan itu diajukan kepada Nabi Isa dihadapan Mahsyar kelak, sehingga seluruh manusia melihat betul bahwa Nabi Isa tidak mengucapkannya.

Hadirin-hadirat, inilah malam penghinaan terbesar bagi Allah, akan tetapi kita tidak kecewa dan jangan sampai kita rusuh, dengan menghancurkan semua tempat peribadatan selain Allah, tapi hancurkan aqidah mereka, hancurkan keyakinan mereka, dengan dakwah kita, dengan ucapan kita, dengan harta kita, dengan doa dan munajat kita.

Sungguh Rasul saw telah bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari: "layumsikanna an yanzila fiikum ibnu maryam hakaman adla" "akan datang waktu turunnya Isa bin Maryam kepada kalian menjadi hakim yang adil dan berkuasa diseluruh penduduk dimuka bumi", "wayaghsirasalib" Isa bin Maryam akan menghancurkan salib, menghancurkan tempat peribadatan selain Allah.

Hadirin-hadirat akan datang masanya Isa bin Maryam menguasai bumi, menguasai Jakarta, meruntuhkan semua salib yang ada dimuka bumi, Ini janji Sayyidina Muhammad saw, akan datang waktu Isa bin Maryam merobohkan semua salib yang ada di muka bumi, "wayaghsirasalib" ia datang ke bumi pertama kali menghancurkan semua salib, "wayajabal jizyah" dan mewajibkan kepada orang-orang non muslim mengeluarkan Jizyah, semacam zakat yang lebih ringan dari zakat.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah,
Permukaan bumi ini milik Allah, dan yang mesti kita benahi adalah saudara-saudari kita, muslimin muslimat jangan sampai terjebak dalam kemunkaran ini, sudah cukup kita memiliki idola-idola mulia, tidak perlu idola orang-orang yang tidak pernah sujud pada Allah, tidak perlu idola orang-orang yang tidak tunduk kepada Robb, idola kita (ialah) sayyidina Muhammad SAW wa barak 'alaih, idola kita para sahabat Nabi Muhammad, idola kita para ahli bait Nabi Muhammad, idola kita para imam-imam penerus Nabi Muhammad, para da'i yang membawa tuntunan Nabi Muhammad SAW, inilah idola kita, "almar,u ma'a man ahab".

Sampailah kita kepada hadits mulia "laa tasubbu ashaabii" jangan kau caci sahabat-sahabatku, dimalam selasa yang lalu kita sudah membahas betapa mulianya sayyidatuna Fatimatuzzahra ra dan sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wahjah ra, dan dimalam ini kita mendengar Rasul SAW bersabda: "Ihtassa arsyurrahman li mauti sa'ad ibnu muaz" demikian diriwayatkan didalam shahih bukhari, berkuncang 'ars-Nya Allah itu ketika wafatnya sa'ad bin Muaz", ada apa? karena ia ahlu khusu' pembela sayyidina Muhammad, Sa'ad bin Muaz berwasiat, ketika dimedan khandak, ini hadirin khandak terjadi pada tahun kelima hijriah, dibulan syawwal dan dzulqo'dah, ketika para yahudi bersatu dengan kufar quraisy untuk menghancurkan dan menyerang Madinatul munawarah, mereka bersatu dengan pasukan yang dahsyat dan keluar pada tahun kelima hijriah menuju Madinatul munawarah, Rasul SAW memerintahkan para sahabatnya untuk tidak menyiapkan pasukan, tetapi menyiapkan parit, menggali parit, menggali jurang yang tidak terlalu dalam untuk membentengi Madinah.

Kita akan kupas hikmah khandak ini, disaat menggali khandak itulah, Rasul SAW mendengar kaum Anshor bersenandung, mereka bersenandung membaca qosidah bersama Rasulullah SAW, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari; "nahnulladzina bai'ana Muhammada 'ala jihadi ma hayyina abada" kami inilah yang telah membaiat Nabi Muhammad dan kami selalu hidup didalam jihad selama-lamanya, demikian ucapan Muhajirin dan Anshor bersenandung, dijawab oleh Rasul SAW, Rasul menjawab: "Allahumma la haisyu illa haisyal aakhiroh wa akrimil anshor wal muhajiroh" wahai Allah tiada kehidupan yang hakiki selain kehidupan diakhirat maka muliakanlah anshor dan muhajirin", demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, mereka membaca qosidah bersama-sama, untuk menggali parit, bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika muncul orang sekarang mengingkari qosidah, ketahuilah qosidah kita belajarnya (mempelajarinya), mengikutinya dari Nabiyyuna Muhammad SAW yang memulainya dan memperbolehkannya dan bahkan mengajarkannya.

Hadirin hadirot, ketika sayyidina Salman al-farisi ra wa arhdoh, mengadu kepada Rasul, diriwayatkan didalam syarah ibnu Hisyam, wahai Rasulullah kami temukan batu yang tidak bisa pecah, dipukul dihantam dengan martil tidak mau pecah, maka Rasul mengambil martil besar tersebut dan beliau memukulkannya sekali, maka berpijarlah kilat yang demikian dahsyatnya, lalu kedua kali dan ketiga kali, maka berkata Salman al-farisi ya Rasulullah itu tadi cahaya kilat tiga kali apa ya Rasulullah? Rasul SAW berkata; kau melihatnya? aku melihatnya wahai Rasul, pukulanku yang pertama tadi "yaftahillahu bihi syam" pukulanku yang pertama itu kata Rasul, membuka wilayah Syam, wilayah Yaman dan wilayah Irak, tiga kali pukulan, satu kali gerakan tangan sang Nabi membuka kemenangan untuk Yaman, Syam dan Irak, tiga kali pukulan, tiga kali kemenangan tanpa peperangan, demikian dahsyatnya mu'jizat Nabi Muhammad SAW, dan disaat itulah Sa'ad bin Muaz ra, berdoa kepada Allah setelah ia terkena panah dipundaknya, darah terus mengalir, dan ia berkata; wahai Allah seandainya Quraisy ini masih akan berlanjut peperangannya, maka hidupkan aku dan panjangkan usiaku, apabila Quraisy ini selesai peperangannya maka wafatkan aku wahai Allah, sungguh tidak ada yang lebih ku senangi selain memerangi orang-orang yang mengganggu Rasulullah, orang yang mengganggu Rasulullah itulah yang paling senang ku perangi, itulah tujuan hidupku, Sa'ad bin Muaz raw a ardhoh, ia hanya ingin hidup untuk membela Nabi Muhammad SAW, kalau sudah selesai perang, sudah wafatkan aku wahai Allah.

Maka tidak beberapa hari kemudian Allah mengirimkan angin yang demikian dahsyatnya membuat pasukan Quraisy dan Yahudi kocar-kacir dan bubar, sebelumnya terjadi peperangan antara Amar bin Abdu Wud dengan sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah. Amar bin Abdu Wud yang berdiri didepan parit berkata "mana tidak ada satukah diantara satria muslimin yang mau menghadapiku?" Para sahabat diam menanti perintah Rasul, berdiri sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah yang masih muda belia, ya Rasulullah, aku, maka berkatalah Rasul; "ijlis ya Ali innahu ibnu Abdi wud" duduk wahai Ali, ini Amar bin Abdu Wud, bukan sembarang orang, ia pun menantangi kedua kali, Ali bin Abi Thalib berdiri lagi, aku ya Rasulullah, Rasul berkata "duduk wahai Ali", ini Amar bin Abdu Wud, bukan sembarang orang, ketiga kalinya, sayyidina Ali berdiri lagi, dan Rasul tidak melarangnya bahkan mendoakannya, maka keluarlah sayyidina Ali bin Abi Thalib, seorang pemuda belia, yang tampaknya masih hijau dari berpengalaman, berhadapan dalam peperangan, Amar bin Abdu Wud berkata "engkau ini putra Abi Thalib, aku ini teman ayahmu, tidak salah engkau mau melawan orang seperti aku?" Maka Ali bin Thalib berkata "aku bila kau ingin tahu ingin membunuhmu, itu saja kuinginkan, bila engkau malu memerangi daripada putra temanmu, ketahuilah aku ingin membunuhmu, maka ucapkanlah syahadah! Maka nyawamu selamat" maka berkatalah Amar bin Abdu Wud dengan kemurkaannya "celakalah engkau dan ayahmu" maka tiada lama Amar bin Abdu Wud pun roboh, terbelah dua dari rambutnya hingga kudanya oleh pedang sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah, maka mulai memanas keadaan dan sejak itulah Allah mulai datangkan angin yang terus meniup mereka sehingga terjadi badai yang dahsyat, Abu Sufyan menggulung kemahnya, berangkat meninggalkan Madinah, diikuti kabilah-kabilah lainnya.

Inilah hadirin hadirot hikmah perang khandak, bahwa kemenangan muslimin tidak mesti harus dengan senjata, bisa dengan alam, bisa dengan kekuatan Allah SWT, menghancurkan musuh-musuh Islam tidak harus dengan senjata. Sampailah kita kepada hadits mulia ini "laa tasubbu ashaabii" jangan sesekali kalian mencaci sahabat-sahabatku, sungguh bila diantara kalian menginfaqkan emas sebesar gunung uhud sekalipun, belum menyamai satu genggam amal perbuatan mereka, bahkan tidak menyamai setengah genggam dari perbuatan mereka, kenapa? Karena para sahabat berjuang disaat kebangkitan pertama Islam, mereka berinfaq, disaat belum ada yang berinfaq, mereka berjuang disaat belum ada yang berjuang, tapi kalau dimasa selanjutnya, setelah fatah Makkah, setelah kemenangan-kemenangan, semua orang ingin dekat dengan Islam dan membela Islam karena kelihatan kekuatannya, tapi disaat Islam lemah, disaat itulah pahala terbesar yang disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, Saya tidak berpanjang lebar dalam pembicaraan ini, hikmah kita yang paling penting diambil dimalam hari ini, inilah malam penghinaan terhadap Allah yang terbesar dari sepanjang malam lainnya, oleh sebab itu kita perbanyak doa dan munajat dan ingat kemenangan tidak harus dengan senjata, perang khandak menunjukkan kemenangan bisa dengan kekuatan alam, karena kemenangan itu milik Allah SWT.

Hadirin hadirot kita berdzikir memanggil nama Allah, agar Allah SWT melimpahkan hidayah bagi kita, dan Allah menjaga muslimin muslimat dari musibah, Robbi jadikan hujan yang datang kepada kami hujan rahmah, jadikanlah hujan yang datang kepada kami hujan hidayah, Robbi kami meminta kepada-Mu agar Engkau meruntuhkan iman, kekuatan dan keyakinan mereka yang masih memenuhi gereja-gereja, yang masih menyembah selain Allah, runtuhkan aqidah mereka ya Robb, tiupkan kepada mereka hujan hidayah, sehingga mereka meninggalkan salibnya, meninggalkan sesembahannya, kembali kepada nama-Mu ya Allah ya Rahman ya Rahim, jadikanlah kota Jakarta ini sirna satu persatu gereja demi gereja tutup diwilayah Jakarta dan sekitarnya, dan diseluruh wilayah muslimin, Robbi percepat kedatangan Isa bin Maryam, sehingga kami melihat penghancuran salib dan sesembahan (yang disembah) selain Allah SWT, Robbi kami bermunajat kehadirat-Mu untuk mereka-mereka yang masih menyembah selain-Mu, kami Robbi tidak ingin memerangi mereka, kami inginkan mereka menyembah-Mu Robbi, kami ingin mereka sujud kepada-Mu ya Allah, kami ingin mereka hadir dimajlis dzikir, kami ingin mereka meninggalkan gerejanya, bersujud kehadirat-Mu, melakukan sholat subuh, melakukan sholat zuhur, tunduk kehadirat-Mu, inilah doa kami Robbi, dan jagalah saudara-saudari kami Robbi, yang niat berma'siat dimalam ini, yang niat berzina dimalam ini, yang niat mabuk-mabukkan dimalam ini, balikkan niat mereka ya Robb untuk bertaubah, jadikan Robbi hari esok bukanlah hari kemurkaan-Mu, tapi hari terbitnya hidayah bagi muslimin-mulimat, fa Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Y Ya Allahu Ya Allah a Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalali wal Ikrom.

Robbi beberapa tahun yang silam, kami melihat bagaimana ketika muslimin yang membuka jilbabnya (krudung) demi meramaikan malam natal, maka Engkau datangkan tsunami yang meleburkan ratusan ribu muslimin, demi menghapus mereka-mereka dari kezholimannya, Robbi jagalah bumi Jakarta, kami telah memahami bahwa Jakarta sudah berada dibawah permukaan laut, dan dosa terbesar adalah berada diibu kota negara muslimin terbesar dimuka bumi ini, Ya Rahman jagalah demi nama-Mu yang Maha Luhur, hujankan atas kami hujan hidayah, munculkan jiwa-jiwa yang bertaubah, Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom Ya dzattholi wal in'am, cukupkan bagi kami hujan yang membawa musibah, datangkan pada kami hujan hidayah, datangkan bagi kami banjir rahmah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom, Robbi kami mengadukan saudara-saudara kami keturunan Adam, yang masih menyembah selain-Mu, Robbi berikan kepada mereka hidayah, sebagaimana sang Nabi mendoakan para kuffar " Allahummahdi fainnahum laa ya'lamuun" wahai Allah berilah mereka hidayah, sungguh mereka tidak mengetahui, Robbi jika mereka tahu yang benar adalah Engkau yang Maha Tunggal, niscaya mereka tidak akan menyembah Isa bin Maryam, jika mereka tahu bahwa Isa bin Maryam mengingkari hal ini, mereka tidak akan menyembahnya, Robbi maka berikan atas mereka hidayah, fa Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom.

Hadirin hadirot insya Allah, Allah SWT menerbitkan bagi kita matahari hidayah, menunjukkan bahwa doa-doa dan munajat kita ini akan menepis musuh kita sedikit demi sedikit, dengan bangkitnya generasi-generasi para pecinta Nabi Muhammad SAW, Ya Rahman Ya Rahim, insya Allah malam selasa yang akan datang, kita majlis di masjid jami' Al-Ma'mur, dan bagi yang belum mengetahui, maka konvoi dari Masjid Al-Munawar ba'da isya pukul 20.30 menuju Masjid Al-Ma'mur, dan kita akan berdzikir dengan lafdzul Jalalah Ya Allah Ya Allah sebanyak seribu kali, disaat pukul 00.00 tepat, disaat gemuruhnya terompet yang membesarkan keagungan yang merupakan penghinaan kepada Allah, kita mengagungkan nama Allah SWT, sungguh bukan maksud kita membuat perayaan dimalam satu januari, tetapi maksud kita mengimbangi ma'siat saudara-saudari kita, bahwa yang lebih berhak diagungkan adalah Allah SWT, kelak diyaumilqiyamah Allah SWT, akan mengundang mereka-mereka yang menghina hal-hal yang dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga diangkatlah wajah-wajah mereka dihadapan padang mahsyar, lantas malaikat berkata "haaula alwujuh alladziina yuazzhimuuna mastathohurullah" inilah wajah orang-orang yang mengagungkan apa-apa yang dihinakan oleh Allah, maka berjatuhanlah kulit wajah mereka dari malunya dipadang mahsyar, kita berdoa agar saudara-saudara kita mendapatkan hidayah dari Allah SWT Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom.


Tausyiah di Masjid Raya Almunawar, Senin, 07 Januari 2008



Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaihi wa’ala aalih

Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor
Limpahan Puji Kehadirat Allah Yang Maha menerbitkan matahari yang terbit dimuka bumi, Maha menerbitkan matahari risalah dalam kehidupan hamba-hamba Nya, Maha menerbitkan matahari khusyu didalam jiwa hamba-hamba Nya yang beriman. Ketika mereka telah termuliakan dengan kalimat Tauhid dengan Laa ilaahaillallah maka siaplah jiwa mereka menerima cahaya keagungan Illahi, tentunya akan terbit dan bangkit dengan Iqtida (titian) dan panutan mereka kepada Sayyidina Muhammad saw.

Maka terbitlah matahari khusyu dan kesejukan jiwa dalam sanubari mereka, menerangi hari-hari mereka untuk menghindari kehinaan, dan selalu terbimbing kedalam keluhuran dan kemuliaan, Membuat jiwa mereka menuntun hari-hari mereka dalam budi pekerti yang indah, karena (jika) jiwa ini telah sempurna dan sanubari ini telah sempurna maka akan benar dan baiklah seluruh tubuhnya. Panca indranya akan dituntun oleh jiwa dan sanubarinya yang terang benderang ini kepada perbuatan yang mulia sehingga langkah-langkahnya selalu ingin yang mulia disisi Allah, Demikian perbuatannya, demikian siang dan malamnya, jadilah hari-harinya selalu indah karena didalam jiwanya terdapat matahari khusyu, terang benderang dengan cahaya Allah “Annur” Yang Maha Bercahaya, Hubungan antara jiwa dan sanubari dengan Sang Pemiliknya (pemilik jiwa : Allah) dan (yang Dia swt pula) Sang Pemilik Keabadian, Sang Pemilik Kebahagiaan, Sang Pencipta Keluhuran, Sang Pencipta Alam semesta dari ketiadaan,

Hubungan antara kita dengan Allah adalah dengan doa, inilah tali yang menyambungkan Al Khaliq dengan makhluk, Doa panggilan dan seruan menyebut nama Allah, Inilah hubungan antara kita dengan pencipta kita yang dari Nya lah terbuka semua kebahagian dalam kehidupan kita dan setelah kematian kita, Dan orang-orang terpilih dari zaman ke zaman selalu termuliakan dengan doa dan munajat, Ketika bermunajat Sayyidina Zakaria as, Allah mengabadikan doanya dan munajatnya di Al Qur’annulkarim, Allah menjelaskan betapa indanya jiwa Zakaria as, Karena indah dan khusyunya jiwa Zakaria as ini maka muncullah kalimat-kalimat indah dari bibirnya, Kalimat indah yang bermunajat kepada Yang Maha Indah dengan kerendahan hati dan puncak tawadhu seorang Nabi dan Rasul kepada Allah, sebagaimana firman Nya swt : “Ingatlah rahmat yang Allah berikan kepada hamba Nya (swt) Zakaria”, yaitu Rahmat Ku yang Kuberikan kepada Zakaria ini mampu Kuberikan kepada seluruh hambaKu dan bukan hanya Zakaria”. “Ketika dia menyeru kepada Tuhannya dengan seruan yang lembut“, khafiyya berarti lembut dan tersembunyi, didalam dasar hatinya yang terdalam dia menyeru kepada Allah dengan jeritan hati tapi dengan ucapan yang lembut dan lirih kehadirat Allah, Rabbi Alangkah indahnya kejadian dan perbuatan ini sehingga Kau ceritakan kepada kami betapa indahnya perbuatan Zakaria as ini.

Kita lihat bagaimana doa Zakaria as yang demikian indah “Rabbi inni wahanal ‘adhmu minniy, wasyta’alarra’su syaiban, walam akun bidu’aika rabbiy syaqiyya (QS Maryam 2,3,4) Zakaria as ini meminta keturunan, itu yang diminta Zakaria as tapi lihat keindahannya bermuamalah (muamalah = bergaul sopan) dan bercakap-cakap dengan Tuhannya yaitu Allah. “Rabbi inni wahana..” : wahai Allah sungguh tulang-tulangku ini sudah mulai rapuh, sudah tua renta, rambutku sudah memutih dan kulitku sudah semakin tua, maksudmu apa wahai Zakaria as? Ia meneruskan lagi doanya “walam akun bidua’ika rabbiy syaqiyya” : “Tapi aku tidak akan dikecewakan berdoa kepadaMu” Rabbi. Aku tidak akan terhinakan dan terkecewakan dengan berdoa kepadaMu Rabbi, sirna sudah seluruh harapan selain Allah, Seorang hamba yang mengadu kepada pemilik Nya lebih dari seorang anak bocah yang mengadu kepada bundanya, demikian Zakaria as mengadu kepada Allah, Mengadukan kelemahan tubuhnya, jiwanya dan hatinya dan tubuhnya dan jasadnya yang demikian tua renta tetapi dia mempunyai harapan “walam akun bidua’ika rabbiy syaqiyya” : “Tapi aku tidak akan terhinakan bila berdoa kepada Mu”. Disini bila kita ambil maknanya orang yang berdoa selalu dimuliakan Allah karena ini bukan ucapan Zakaria as lagi, tapi sudah menjadi firman Allah, sebelumnya memang ucapan Zakaria as tetapi setelah keluar dari kalamullah berarti ini sudah menjadi firmannya Allah swt “walam akun bidua’ika rabbiy syaqiyya”Tanamkan dalam jiwa kita ucapan-ucapan mulia ini ”Rabbi aku tidak akan terhinakan bila berdoa kepada Mu”.

Sangka baik seperti ini, Sangka mulia kepada Allah seperti ini, membukakan seribu gerbang kemuliaan karena Allah telah berfirman dalam Hadits Qhudsyi riwayat Shahih Bukhari “Aku berada dalam persangkaan hambaKu”. Jika ia berkata “aku tidak akan terhina wahai Allah jika aku berdoa kepadaMu” maka Allah tidak akan menghinakannya, “aku tidak akan dikecewakan bila meminta kepadaMu” maka Allah tidak akan mengecewakannya selama jiwanya berbicara kepada Allah, selama hatinya bermuwajahah (berhadapan dan keluh kesah) kepada Allah, Lidah kita termuliakan dengan munajat, kedua tangan kita termuliakan dengan munajat akan tetapi awal dari dasar munajat adalah jiwa kita. Demikian hadirin-hadirat Allah Maha Melihat apa yang ada didalam pemikiran kita, Sampailah kita di malam yang mubarakah (penuh keberkahan) ini, didalam setiap tubuh kita ini terdapat jiwa, sanubari, dan ruh yang kesemuanya Alhamdulillah termuliakan dengan kalimat Tauhid, Tidak ada disini yang menyembah selain Allah, Alhamdulillah telah berpadu ruh dan sanubari dan jasad orang-orang yang tidak menyekutukan Allah, Hadirin-hadirat salurkan cinta dalam sanubari kita kepada yang pantas untuk dicintai karena Allah, Dias wt mengumpulkan seseorang bersama dengan orang yang ia cintai, Sebagaimana Allah swt berfirman didalam Alqur’anul karim menceritakan kejadiaan istri Fir’aun yaitu Asiyah,

Asiyah istri Fir’aun siapa? Wanita musyrik penyembah selain Allah, menyembah Fir’aun, menyembah matahari. Dia adalah istri dari seorang suami yang berkata “ana rabbukumul a’la” Fir’aun yang berkata “akulah tuhan kalian yang maha tinggi” (QS Annaziat 24) ini ucapan Fir’aun dan ini istrinya tentunya iapun sama dengan suaminya akan tetapi berbeda ternyata ketika ia mencintai hamba yang mencintai Allah, Ketika dikirimkan kepadanya bayi Musa as, mengalir di danau, peti kayu yang berisi Nabi Musa as maka Asiyah istri Fir’aun menemukannya dan membuka peti kayu, terlihatlah bayi Musa ini, ia pun berkata ini kecintaanku dan kesayanganku wahai suamiku Fir’aun, dipeluk bayinya Musa as. Nabi Musa dalam pelukan Asiyah, pelukan wanita kafir musyrik akan tetapi cintanya kepada Nabi Musa as mengangkat derajatnya dari kekufuran, kemusyrikan, Allah membimbingnya menjadi salah satu wanita termulia dari keturunan Adam as, kenapa? Karena cintanya kepada Musa as. Dari awalnya ia tidak mempunyai amal apa-apa, para Mufassir (ahli tafsir) menjelaskan ketika ia berkata “ini kecintaanku dan kebanggaan dan kesayanganku” (QS Alqashash 9), cinta sekali ia kepada Musa as.

Setelah Musa as tumbuh dewasa dan membawa ajaran Allah iapun beriman maka Allah angkat derajatnya Siti Asiyah menjadi salah satu wanita yang sejajar Sayyidatuna Maryam binti Imran , dengan Sayyidatuna Hajar istri Ibrahim dan wanita-wanita mulia lainnya, kenapa? Karena Allah menerangi jiwanya dengan Mahabbatullah, Ketika ia ditangkap dan dicambuk oleh Fir’aun untuk kembali kepada kekufuran, Asiyah berkata “semakin kau menyiksaku semakin rindu aku kepada Allah”, kenapa ia bisa mencapai derajat yang demikian tinggi? Diawali dengan cintanya kepada Musa as. Demikian pula hadirin Zulaikha wanita yang tergila-gila dengan Nabi Yusuf as. Bagaimana keadaan Zulaikha ini? Zulaikha ini seorang yang kaya raya, ada orang bicara memuji Nabi Yusuf maka zulaikha memberinya harta, diberi perhiasan. Orang bawa syair pujian kepada Nabi Yusuf diberi harta, diberi perhiasan karena cintanya kepada Nabi Yusuf as. Tapi tentunya seorang wanita musyrikah seorang wanita yang tidak beriman. Sebab perbuatannya inilah Nabi Yusuf masuk penjara mendapat fitnah tapi Allah tidak sirnakan cintanya. Di akhir ia berhasil menikah dengan Nabi Yusuf as dan tidak cukup sampai disitu Allah bimbing ia kederajat yang lebih tinggi lagi, yaitu para ahli shiddiqqiyah, orang yang sangat tenggelam didalam cinta kepada Allah dalam ibadah, Setelah menikah dengan Nabi Yusuf as diriwayatkan bahwa Zulaikha tenggelam dalam ibadah setiap malamnya. Sepanjang malam ia terus beribadah tidak pernah jumpa lagi dengan suaminya dimalam hari, di siang harinya berpuasa. Maka berkata Yusuf “wahai Zulaikha bertahun-tahun kau berjuang mendapatkanku dan menikahiku dan setelah menikah kau sibuk ibadah”, Zulaikha berkata “wahai suamiku Yusuf aku memang mencintaimu namun setelah aku menikah, maka Allah menuangi hatiku dengan Mahabbatullah (cinta pada Allah) sehingga aku lupa dengan semua kekasihku tenggelam didalam ibadah Allah”.

Kenapa bisa mencapai derajat ini? Karena ia mencintai Yusuf as, mencintai orang yang dicintai Allah. Lebih-lebih lagi orang yang mencintai Nabi Muhammad saw, manusia yang paling mulia dan Rasul saw berkata “almar’u ma’a man ahabb” : “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Bahkan berkata Abu Dzar Al Kifari ra bertanya kepada Rasul diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ”Seorang lelaki mencintai suatu kaum tapi ia tidak mampu menyusul dengan amal shalehnya, Rasul berkata : wahai Abu Dzar kau tetap bersama dengan orang yang kau cintai.

Demikian hadirin-hadirat disepanjang masa dari zaman ke zaman Allah mencatat orang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Hati-hati dimana kiblat hatimu kepada siapa engkau cinta idola mu itulah yang kau akan bersamanya kelak di Yaumil Qiyamah. Jika ia mencintai Rasul saw, maka Allah akan membimbing kehidupan kita sehingga kita tidak wafat terkecuali pantas berkumpul bersama Nabi Muhammad saw. Demikian perbuatan Allah kepada istri Fir’aun, Demikian perbuatan Allah kepada Zulaikha, demikian pula dan lebih perbuatan Allah kepada ummat Nabi Muhammad saw yang muslimin yang beriman tentunya lebih-lebih lagi.

Hadirin-hadirat indah sekali Nabi kita ini memberi tuntunan dan bimbingan kemuliaan. Sampailah kita kepada hadits mulia yang kita baca dimalam hari ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika seseorang menafkahi keluarganya itu ada pahalanya. Bukan hanya menunaikan kewajiban duniawi saja tetapi hal itu mengandung pahala, ini menunjukkan indahnya ajaran Nabi kita Muhammad saw sampai urusan mencari nafkah pun dilibatkan sebagai ibadah, inilah indahnya ummat Nabi Muhammad saw. Perlu saya perjelas maksud kalimat “shadaqah” pada hadits ini bukan berarti dihukumi hukum shadaqah sebagaimana yang kita kenal, karena apa?, Apabila dihukumi shadaqah maka hukumnya sunnah, tetapi tidak demikian dalam hadits ini, Hukumnya menafkahi keluarga kita punya tanggung jwab kepada kita hukumnya wajib, kalau shadaqah hukumnya sunnah. Tapi yang dimaksud didalam hadits ini adalah pahalanya, bukan hukumnya, kalau hukumnya wajib menafkahi keluarga bila kita mampu, akan tetapi pahalanya adalah seperti pahala shadaqah, maksudnya mengandung kemuliaan tidak percuma begitu saja, Demikian indahnya hadirin-hadirat Allah swt mengatur kesejahteraan, oleh sebab itu kita yang sudah mempunyai istri, anak-anak maka menafkahi mereka itu shadaqah pahalanya, mendapat pahala shadaqah, Yang belum mempunyai istri atau belum mempunyai keluarga maka ia membantu menafkahi ayah ibunya (jadi pahala) shadaqah, ia membantu nafkah keluarganya jadi pahala shadaqah demikian indahnya.

Maksdunya daripada intisari hadits ini keperdulian seseorang kepada orang terdekatnya diganjar oleh Allah dengan pahala bukan dengan kosong begitu saja. Oleh sebab itu jangan sampai diantara kita lebih memperhatikan orang-orang yang jauh padahal orang-orang yang terdekatnya sendiri didalam kesulitan karena mereka lebih berhak didahulukan. Lihat keluargamu, lihat ayah dan ibumu, lihat adik dan kakakmu, jika kita mempunyai harta lebih sampaikan kepada keluarga kita. Demikianlah indahnya sunnah Nabi kita Muhammad saw. Ajaran Sang Nabi saw ini hadirin membawa kesejahteraan, kesejahteraan muncul pada ummat ini ketika kita mengikuti tuntunan Nabi kita Muhammad saw, sejahtera hidupnya. Kita lihat bagaimana Sang Nabi saw mengajarkan akhlak kepada musuh-musuhnya. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika Sayyidina Khubaib ra ditangkap oleh kuffar Quraisy dibawa ke Makkah Al Mukarramah, kenapa ditangkap? Karena ia mengajarkan Alqur’annulkarim, kejadian setelah perang Badr, ditangkap dengan alasan mau membuat perjanjian, Tapi ternyata bukan perjanjian tetapi malah dibelenggu dan ia dijual, dijual di Makkah kepada orang-orang Quraisy yang dendam kepada ahlul Badr karena banyak orang kuffar Quraisy ini yag terbunuh keluarganya oleh Ahlul Badr, Siapa Ahlul Badr? Para sahabat Rasul saw yang berjuang dalam peperangan Badr, Ini Sayyidina Khubaib ra adalah salah satu anggota Ahlul Badr maka iapun ditangkap dan dijual, maka ia dibeli oleh salah seorang lelaki lalu dimasukkan kedalam penjara, dan besok akan dipenggal tentunya.

Sayyidina Khubaib ra seorang yang mulia, muridnya Nabi Muhammad saw, Ia pinjam sebuah silet, dilihatnya ada seorang anak kecil usia 4 tahun lalu berkata “boleh aku pinjam silet?” (kata Sayyidina Khubaib ra) lalu sang anak berkata “untuk apa?” “untuk pembersih wajah besok aku sudah mati syahid”. Indahnya mereka dan damainya mereka menghadapi kesulitan dan musibah, tetap damai walaupun sudah pasti besok akan dipenggal, mungkin dikuliti, mungkin disiksa, mungkin dibantai, dia pasrah, tenang dan damai menghadapi ketentuan ini. Anak kecil ini pun dengan polosnya mengambilkan silet dari rumahnya masuk kedalam penjara membawakan silet kehadapan Khubaib ra, maka Khubaib pun mengangkat silet itu, ibu sang anak begitu melihat anaknya sedang bersama Khubaib menjerit. Kenapa ia menjerit? Karena anak ini justru anak daripada yang membeli Khubaib yang akan membunuhnya besok. Kalau kita bagaimana yang akan kita perbuat? Sudah ditipu, dibelenggu, dijual, esok akan dibunuh, Anak yang membeli kita untuk membunuh kita esok sudah dipangkuan kita ditangan kita (ada) silet, apa yang kita perbuat? Kita lihat perbuatan muridnya Nabi kita Muhammad saw, Khubaib ra berkata pada ibu sang anak : “kau kira aku ini akan membunuh anak ini dan melukainya?, tidak akan kulakukan” Khubaib tetap membersihkan wajahnya, anak tetap dipangkuannya bermain dengan aman, Demikian akhlak dan budi pekerti mereka para sahabat Nabi Muhammad saw, kemenangan islam ini muncul dengan pemilik jiwa yang mulia yang ber Iqtida (berpanut/ mengikuti) kepada Sayyidina Muhammad saw.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, hari-hari mulia terus menjelang didalam kehidupan kita ini, sampailah kita dimalam yang diberkahi Allah swt ini masih didalam renungan dan mendengarkan taujihat-taujihat (arahan-arahan) daripada Hadits Shahih riwayat Shahih Bukhari dalam naungan shalawat dan salam dan doa-doa munajat kepada Allah swt. Majelis ini adalah gabungan dari shalawat kepada Nabi, salam kepada Nabi, dzikir dan juga ta’lim Hadits Nabawi dan juga untuk membangkitkan cinta kita terhadap Nabi Muhammad saw yang dengan itulah sempurnanya iman, Ketahuilah dengan kecintaan kita kepada Rasul Allah akan membukakan rahmat kepada kita lebih daripada jika kita kosong jiwa kita daripada mencintai orang-orang yang dimuliakan Allah, kita bermunajat kepada Allah swt sebagaimana dimalam selasa yang lalu kita bermunajat dengan menyebut nama Allah 1000x dimalam itu, dan Allah tunjukkan banyaknya orang yang masuk islam dan kita akan memanggil nama Allah 100x semoga Allah swt menjauhkan kita daripada musibah di seluruh wilayah muslimin di Barat dan Timur.

Wahai Allah Goncangkan aqidah orang-orang menyembah selain Mu yang masih didalam gereja. Rabbi… Rabbi berikan mereka hidayah, mereka yang masih memusyrikkan orang-orang muslimin jadikan mereka mencintai orang-orang shalihin, mencintai Nabi Muhammad saw. Hadirkan jiwa, sanubari dan ruh kalian dalam nama yang paling agung disebut dari seluruh nama yang ada dialam semesta, nama yang paling agung dan mulia sepanjang usia kita. Tidak ada yang lebih mulia selain mengingat nama Allah swt. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Allahu Yaa Allah…. Yaa Rahman Yaa Rahim Yaa dzaljalali wal ikram.

Tausyiah di Masjid Raya Almunawar, Senin 25 Februari 2008



Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor, Limpahan puji kehadirat Allah, Maha luhur, Maha menguasai kehidupan, Maha menguasai ruh dan menempatkannya di dalam jasad, Maha memilihkan tempat bagi ruh, untuk muncul di dalam jasad hambanya, sehingga ruh itu mempunyai alat untuk berbicara, sehingga ruh mempunyai alat untuk melihat, mendengar dan berbuat dengan pancainderanya,sehingga ruh diberi manqodzah dan derajat yang mulia oleh Allah untuk termuliakan, semakin dekat kehadiratullah jalla wa’ala, sehingga dijadikanlah tubuhnya ini alat untuk mencapai keridhoan Ilahi, sehingga dijadikanlah tubuhnya itu sebagai alat untuk mencapai keridhoan Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, Ketika selesai izin Robbul’alamin bagi seorang hamba untuk hidup di atas bumi Nya, selesai izin baginya untuk makam dan minum dari rizki di atas bumi-Nya, selesai izin dari Allah bagi bamba-Nya untuk memakai panca inderanya dalam hidupnya, maka Allah memisahkan ruh dengan jasadnya. Jasad dikembalikan kepada asalnya diperut bumi dan berpadu dengan tanah dan ruh mendapatkan pembawa kemuliaan yang dibawanya dimasa hidupnya ataupun membawa kehinaan yang ia lakukan dimasa hidupnya. Kembali ruh berpisah dengan jasad sebagaimana sebelum ia masuk ke alam dunia, iapun kembali berpisah dan selesai di alamulbarzah didalam pertanggungan jawab atas setiap detik masa hidupnya dimuka bumi.

Ya Allah yang Maha membangkitkan kealam penyeru kejalan keluhuran, yang seruan sang Nabi ini dilangsungkan dan diteruskan dari zaman-kezaman dari generasi ke generasi cahaya hidayah dilangsungkan oleh Allah dari jiwa mulia menuju jiwa mulia, menerangi hati si fulan menularkan cahayanya kepada jiwa lainnya, demikian rahasia kemuliaan kebangkitan (yaitu) sayyidina Muhammad SAW wabarik ‘alaih. Kemuliaan dari satu jiwa yang dipenuhi hikmah Ilahi, dipenuhi cahaya kemuliaan al-Qur’anulkarim, lantas disampaikan kepada jiwa-jiwa suci Muhajirin dan Anshor, mereka menerima kemuliaan cahaya risalah dan bimbingan-bimbingan sang Nabi, mereka menerima budi pekerti terindah, menyaksikan makhluk yang paling indah, menyaksikan budi pekerti yang paling indah, menyaksikan akhlak yang paling suci, sehingga mereka tenggelam meninggalkan seluruh idolanya, mereka tidak mengenal idola yang lain, selain Nabiyyuna Muhammad SAW, mereka lupa dengan semua yang mereka cintai, mereka asyik kepada manusia yang paling lembut dan berkasih sayang, manusia yang paling banyak tersenyum, manusia yang paling ramah, SAW wabarik ‘alaih, sehingga Allah memuji sang Nabi dalam Firman-Nya: “ Waman ahsana qoulan mimman da’aa ila Allah wa ‘amila sholihan wa qoola innanii minal muslimiin”
“Adakah ucapan yang lebih indah kata Allah selain ucapan orang yang menyeru kejalan Allah dan kepada amal sholeh dan berkata sungguh aku adalah orang yang muslim”

Maka jatuhlah memahaman kita sedemikian banyak para penyeru kejalan Allah dan kepada amal yang sholeh, akan tetapi pemimpin mereka semua Sayyidina Muhammad SAW. Pemimpin penyeru kejalan Allah.
“ Innaa arsalnaaka syahidan wa mubasyiron wa nadziron wa daa’iyan ila Allah bi idznihi wa siroojan muniroo”
Pelita yang terang benderang adalah gelar dari Allah, untuk Nabi-Nya Muhammad SAW. Alangkah indahnya gelar ini digelari oleh Allah “Siroojan muniroo” pelita yang terang benderang, yang para shahabat ketika dalam keadaan sedih maka mereka mencari-cara untuk sampai menghadap sang Nabi sehingga kesedihannya ketika memandang wajah manusia yang paling ramah, manusia yang paling tidak ingin menngecewakan orang lain, (adalah wajah) Muhammad Rasululah SAW.

Ayat demi ayat turun, sehingga kemuliaan demi kemuliaan disampaikan. Kita lihat pada hadits mulia ini, dimana semulia-mulia tuntunan sang Nabi, seraya menjaga kita dengan budi pekerti yang indah “Iyyaakum wazzhon fa innazzhonna akdzabul hadiits”, Hati-hati kalian dengan sangka buruk karena sangka buruk ucapan yang paling dusta”, disini sang Nabi membimbing kita untuk terhindar daripada permusuhan dan perpecahan, diteruskan oleh sang Nabi “walaa tajassasu“ jangan mencari-cari aib orang lain, “walaa tahassasu” jangan berusaha mencari-cari kabar tentang buruknya aib orang lain, “ walaa tabaaghoduu”, jangan saling membenci satu sama lain “walaa yakhthub rojulu ‘alaa khithbatii akhiihi hattaa yankiha auyatruk” akhlak sang Nabi , jangan melamar seorang wanita yang sudah dilamar oleh pria lainnya sampai ia menikahinya atau tidak jadi menikahinya”.

Ini hadirin, adalah tuntunan-tuntunan yang kalau kita lihat biasa saja tapi kalau dijalankan, orang yang melakukan ini akan menjadi pembuka kebahagiaan bagi masyarakatnya, akan dijadikan panutan, akan dijadikan idola, akan dicintai dan akan menjadi sebab terjadinya kebahagiaan dan kesejahteraan di masyarakatnya, muncul 2 orang seperti ini 3 orang , 4 orang 5 orang, dunia ini akan indah bila kita mengikuti makhluk yang paling indah (yaitu) Nabiyyuna Muhammad SAW yang diciptakan oleh yang Maha Indah (yaitu) Allah.

Al-Hafizd al-Iman Ibnu Hajar al-Asgholani dalam kitabnya fathul bari bi syarah Shohihul Bukhari, menukil (mengutip) makna dari hadits ini sekilas, bahwa yang dimaksud tidak boleh melamar wanita yang sudah dilamar oleh orang lain ini, ‘ala sabilil ikroh, makruh bukan haram, tapi dari jalan adab dan menjaga perpecahan, bukan tidak sahnya lamaran, lamarannya tetap sah, kalau seandainya hal itu belum menjadi pernikahan, akan tetapi hal seperti ini hal yang menjadi sebab perpecahan sehingga dilarang oleh Nabiyyuna Muhammad SAW. Rasul selalu menjaga agar kita selalu di dalam kemuliaan, selalu dalam kedamaian, selalu dalam persatuan.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Dan (dialah) Rasul SAW (yang) menyampaikan kepada kita cara-cara termudah dalam kehidupan. Rasul SAW dari bentuk keindahan tuntunannya, untuk orang-orang dari pada pemuda yang akan melakukan pernikahan ada bimbingannya dari sang Nabi, dalam berumah tangga ada bimbingannya, dalam bermasyarakat ada bimbingannya, dalam bermu’amalah (berbakti) pada ayah dan bunda ada tuntunannya, dalam berbuat kepada anak-anak dan keturunan ada tuntunannya.

Kita lihat bagaimana sang Nabi bersabda riwayat Shohih Bukhori: “Tazawwajuu walau bikhootim min hadiid” nikahlah kalian walau dengan mahar cincin dari besi”. Ini hadirin hadirot hadits yang tampaknya singkat saja, walaupun mengandung sedemikian banyak hikmah-hikmah mulia, disini sang Nabi mengangkat harga terbesar untuk kaum wanita, kalau kita membaca sekilas seakan-akan ini menghina kaum wanita, masa’ mahar dari cincin besi? Berapa harga cincin besi? di jalan juga banyak besi dibikin cincin. Hadirin hadirot justru disini Rasul SAW ingin mengajarkan bahwa mahar bukan untuk membeli wanita, sebagian orang salah paham, mahar adalah untuk membeli dan menghalalkan wanita. Wanita tidak bisa dibeli kehormatannya, oleh sebab itu Rasul SAW memberikan mahar yang demikian kecilnya dalam akad nikah, demi untuk apa? pertama menjaga perzinahan. Banyak pria dan wanita yang sudah ingin menikah tertahan gara-gara belum adanya harta yang banyak, terjadi pernikahan dan kehamilan sebelum menikah, ini yang pertama. Yang kedua menghargai derajat wanita tersebut, menghargainya dengan adab dan akhlak, bukan dengan harta atau emas dan perak, kalau yang menghargainya dengan emas dan perak yang mahar, maharnya sudah sedemikian mahalnya, selesai ia menikah ia berkata; engkau milikku, sudah besar-besar ku keluarkan maharnya, kan kira-kira begitu? tentunya tidak demikian. Islam menghargai kaum wanita. Ini mahar yang demikian tiada artinya, dalam hadiah dipersilahkan mahar semahal apapun.

Hadirin hadirot Rasul meneruskan lagi ”Aulim walau bi syaah” Riwayat Shohih Bukhori, adakan jamuan pernikahan “ jamuan pernikahan itu sunnah, walau dengan seekor kambing yang disembelih saja”. Berfikir puluhan juta, ratusan juta, makin murah makin malu, justru makin mahal makin jauh dari sunnah Nabi Muhammad SAW, semakin besar boleh-boleh saja, tapi yang sunnah adalah yang sederhana. Hadirin hadirot ini yang mesti dipahami oleh muslimin muslimah yang akan menikah atau yang putra-putrinya akan menikah atau yang kelak mempunyai anak yang akan menikah, perhatikan sunnah Nabi Muhammad SAW hal ini membawa keberkahan.

Diriwayatkan dalam Shohih Bukhori: “lewatlah seorang pemuda yang kaya raya non muslim, Rasul berkata : apa pendapat kalian tentang pemuda ini? maka orang yang disekitarnya berkata: orang kaya raya, orang merdeka, melamar siapa pun pasti diterima, kalau ia berbicara pasti didengar ucapannya, kalau ia minta tolong semua orang akan menolong, kalau dimintai pertolongan semuanya dia akan mampu memberikan pertolongan. Lalu lewat orang kedua, pemuda yang miskin muslim, pendapat kalian apa tentang pemuda ini? Maka mereka berkata: pemuda ini muslim tapi miskin, kalau seandainya ia dimintai bantuan belum tentu ia mampu membantu, kalau ia meminta bantuan belum tentu ada yang mau membantunya, kalau ia berbicara belum tentu orang mau dengar ucapannya, maka Rasul SAW bersabda : “Ini (menunjuk kepada pria yang miskin tadi) lebih afdhol dari sepenuh dunia pria yang tadi. Pria yang tadi sepenuh dunia ini lebih afdhol”.

kita Tanya, kenapa Rasulullah berbuat seperti itu? Rasul ingin mengangkat derajat dan kemuliaan yang hakiki dalam kehidupan, inilah kemuliaan, inilah hal-hal yang sangat luhur, dan inilah hal yang hina dimata Allah SWT. Ukuran kekayaan bukanlah ukuran, karena kehidupan dunia sementara, setelah itu ada yang kaya raya dengan istana megah yang kekal, merekalah orang yang bertaqwa kepada Allah. Kekayaan dan kemiskinan di dunia hanyalah sandiwara dan sementara saja, kesedihan dan kegembiraan di dunia adalah sesaat dan setelah itu akan muncul dua tempat bagi setiap orang yang hidup di atas permukaan bumi, dua tempat. Tempat yang orang-orang diridhoi oleh Allah yaitu surganya dalam kebahagiaan yang kekal, atau dalam kemurkaan Allah dalam api neraka, hanya dua tempat, tidak ada tempat yang ketiga, kalau tidak disini ya disini, kalau tidak disurga pasti dineraka, kalau tidak dineraka pasti disurga, salah satu dari dua, kemana kita? Demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.

Diriwayatkan, dari pada bentuk indahnya budi pekerti sang Nabi SAW oleh Shohih Bukhori: Rasul SAW memerintahkan kami tujuh hal kata para shahabat: yang pertama “ ’iyaadatul mariidh” menjenguk orang-orang yang sakit; Kita bertanya, ya ini hal sangat remeh, menjenguk orang sakit, tapi kalau kita dalami maknanya hadirin hadirot, diriwayatkan dalam Shohih Muslim, hadits qudsi Allah SWT berfirman: "Wahai hamba-Ku Aku sakit dan kau tidak menjenguk-Ku", maka hambanya bertanya: Robbii bagaimana kami menjenguk-Mu? Sedangkan Engkau Robbul’aalamiin, maka Allah menjawab: "fulan, hamba-Ku sakit kau tidak menjenguknya “Lau’udtahu lawajad tani ‘indak, kalau kau menjenguknya, akan kau temukan Aku (kata Allah) berada disebelahnya", bukan berarti wujudnya Allah, tapi bentuk besarnya keridhoan Allah SWT bagi orang yang menjenguk orang yang sakit. Orang yang menjenguk orang yang sakit hadirin hadirot, disini ada bentuk kekuatan, kekuatan apa? Kekuatan shilah dan hubungan dengan orang itu dan keluarganya, orang yang sakit, apabila ia dijenguk, ia tidak akan lupa selama-lamanya, saat aku sakit fulan yang menjengukku fulan, seandainya ia wafat keluarganya pun tidak akan lupa, saat almarhum sakit yang menjenguk si anu si anu si anu, ini perbuatan satu dua menit hadirin hadirot, akan tetapi menyambung shilah sedemikian panjangnya seumur hidup, bahkan sampai yaumil qiyamah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Demikian hebatnya sang Nabi mengajarkan satu dua menit perbuatan, bisa menyambung silaturrahminya dunia dan akhirat dengan orang tersebut dan keluarganya “ ‘iyaadatul maridh” bathinnnya ia mendapat keridhoan Allah sebagaimana hadit qudsi tadi, dzohirnya ia menyambung hubungannya kepada yang sakit dan keluarganya. Yang kedua, adalah “Tasymitul ‘aathis” yaitu “mengucapkan doa “Yarhamkallah” bagi orang yang bersin”, masa’ sunnahnya Nabi hanya urusan bersin saja pakai didoakan, pakai diperintah. Hadirin hadirot disini tersimpan dahsyatnya rahmatnya Allah SWT bagi orang yang memperbuatnya, karena ketika seseorang bisa mendoakan saudaranya, walau saudara hanya bersin saja, apalagi kalau saudaranya ditimpa sakit yang keras, bersin saja ini penyakit paling ringan sudah diajarkan doa oleh Nabi Muhammad SAW, doa itu muncul, melihat kesulitan saudaranya walaupun hanya besin, ini hebatnya sunnah Nabi Muhammad SAW mendidik dan mentarbiyah jiwa, untuk sampai kepada rahmat-Nya Allah SWT , karena Allah SWT akan menyayangi orang-orang yang menyayangi makhluk-Nya.

Selanjutnya yang ketiga “ Ittibaa’ul janazah” mengikuti dan mengantar jenazah”, kita jadi Tanya, urusan apa dengan mengantar jenazah? Rasul SAW bersabda, diriwayatkan dalam Shohih Muslim: “Barang siapa yang mengantar jenazah sampai mensholatkannya ia mendapat satu qiradh dan bila ia meneruskannya sampai menguburkannya ia mendapat pahala dua qiradh yang setiap satu qiradhnya bagaikan gunung uhud”, berapa menit kita mengantar jenazah? berapa menit mensholatkannya? berapa menit menguburkannya? barang kali paling lama dua jam saja, itu tersimpan pahala dua gunung uhud, lalu kita beribadah siang malam seratus tahun belum tentu terkumpul sebesar pahala dua gunung uhud, ini dijadikan oleh Allah SWT, pahala besar karena apa? demi muslimin muslimah, menyambung silaturrahmi kepada saudaranya, walaupun saudaranya telah wafat, wafat masih dikejar oleh muslimin muslimah karena tersimpan rahasia keridhoan Allah SWT, manfaat dari mayit, sekarang, bagaimana mayit memberi manfaat? Jelas hadits Nabi Muhammad SAW, ikut mensholatkannya, ikut menguburkannya, rahasia kemuliaan Allah dan keridhoan-Nya demikian besar dan dahsyatnya.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah SWT.
Yang keempat, Rasul meneruskan sabdanya “wanashril madzlum” dan menolong orang-orang yang teraniaya”, Menolong orang yang teraniaya, ini pahala besar, karena doa mereka tidak akan dihalangi oleh Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang telah kita baca beberapa pertemuan yang lalu : “Ittaquu da’watal madzlum fainnahu laisa bainahu wa bainallahi hijaab“ hati-hatilah kalian pada doa orang-orang yang didzolimi karena tidak ada batas yang membatasi doa mereka dengan Allah SWT”. Orang yang dianiaya doanya diijabah oleh Allah SWT, Rasul mengajarkan apa, untuk membantu orang yang teraniaya, orang yang teraniaya, saat dibantu pasti berterima kasih dan mendoakan orang-orang yang membantunya, ijabah dari Allah SWT muncul, berkat perbuatan ini. Ini siasat sang Nabi mentarbiyah umatnya untuk selalu mendapatkan keuntungan besar dalam pahala-pahala, dibuka oleh Rasul SAW rahasia-rahasia kemuliaan.

Diriwayatkan pula dalam riwayat yang tsiqoh (riwayat yang kuat dan jelas sanadnya) , ketika salah seorang rahib dari Bani Israil, ia beribadah memisahkan dirinya dari keluarganya dari semua orang, memisahkan diri disebuah lembah tak kenal siapa pun, tidak mau berteman dengan siapa pun, membangun rumahnya sendiri, ada kebunnya, ada danaunya ada segalanya, ia tidak mau kenal dengan orang lain, hanya ibadah, lantas syaithon tidak puas melilhat orang ini, maka syaithon pergi melihat kampung terdekat dari pada rahib ini, syaithon melihat ada wanita yang sakit jiwa, ayahnya mencari obat tidak sembuh, kakaknya, ibunya sudah membawanya berobat kesana kemari, tidak ada penyakit dan tidak ada kesembuhan, syaithon berkata: ini, akan kujadikan cara untuk merusak rahib tadi, rahib seorang pemuda, ini wanitanya sakit jiwa, syaithon datang melalui mimpi kepada ayahnya, ini hadirin berhati-hati terhadap mimpi, mimpi walaupun melihat wajah orang suci, terang benderang, hati-hati kalau mengajak kepada kemunkaran, bisa jadi syaithon, kecuali mimpi saiyyiduna Muhammad SAW, pengecualiaan, sabda Rasulullah “Man ro’aani fil manaam faqod ro’aani walaa yatamatssalusyaithoonu bih“, barang siapa yang melihat aku dalam tidur sungguh ia telah melihat aku dan syaithon tidak bisa menyerupaiku” . indah sekali dan mulia satu ciptaan yang tidak bisa diserupai syaithon, saiyyuduna Muhammad SAW. Kembali kepada hikayah tadi, syaithon masuk dengan bentuk orang yang sholeh, wajah bercahaya, berkata kepada orang itu: "mau putrimu sembuh? Pergi kerahib itu, disana ada rahib ahli ibadah, taruh disana, titipkan disana, sembuh!" (lalu) Ia (syaiton) datang kepada kakak wanita yang sakit, pada ibunya, dengan mimpi yang sama, dimalam yang sama, keesokan harinya, ayah bercerita semalam aku mimpi begini-begini, istri berkata aku juga mimpi, kakaknya berkata aku juga mimpi, kalau begitu kita titipkan disana, (lalu) rahib menolak, aku tidak mau teman, jangankan wanita, pria saja aku tidak mau, karena akan menggangguku dari ibadah, apalagi wanita yang bukan muhrim, maka setelah dibujuk dan dibujuk, syaihton pun membisikan dalam hatinya terima saja, barangkali ibadah, nih hadirin hadirot, hati-hati dengan khali, khali itu adalah wanita dan pria yang sudah dewasa berada ditempat yang menyendiri dari orang lain. Ini bahaya (kalau) menyendiri, kalau ditempat ramai maka akan terhindar dari fitnah tapi kalau ditempat yang sepi?. Maka rahib pun menerimanya, "silahkan, tapi jangan dirumahku, disebelah, kau bangun rumah khusus untuknya, aku tidak akan berbuat apa-apa selain membawakan makanan untuknya dan mendoakan", (kata rahib) maka ditinggalah mereka berdua dilembah ini, ini yang sangat berbahaya, karena yang ketiganya syaithon, betul saja syaithon membujuk, "jangan cuma diberi makan, ajak bicara, ini cuma berdua tidak ada orang lain, tidak ada walinya, tidak ada tetangganya, tidak ada saudara, tidak ada teman" (kata Syaiton) rahib itu mulai mengajak bicara, duduk bersamanya, dan akhirnya menghamilinya, tidak ada yang lihat, syaithon masuk lagi kedalam hatinya, "perempuan ini sudah hamil, sebentar lagi keluarganya datang, habis kau nanti, bagaimana cara yang terbaik? Cara yang terbaik bunuh saja! Bunuh, kuburkan, tidak ada yang tahu, katakan saja wanita ini wafat, sakit, semua percaya padamu, kau kan rahib", (kata Syaiton), ia (rahib) pun membunuhnya. Orang yang tidak pernah berbuat dosa ini terjebak pada zina, syaithon tidak puas dijebak dengan pembunuhan, setelah terbunuh, syaithon belum puas, ia datang lagi kepada keluarganya, ayahnya, ibunya, lewat mimpi lagi, putri kalian dihamili oleh rahib itu, dia akan memungkiri, kalau tidak percaya gali kuburnya, buktikan putri kalian hamil atau tidak. Masyarakat keluar beramai-ramai mendatangi rahib, rahib ditanya betul kau telah menghamilinya? mana putri kami? wafat, dimana kuburannya? disini, kau menghamilinya? tidak, bongkar makamnya buktikan, terbukti hamil, rahib lari kerumahnya, dikejar oleh masyarakat sekitar dan syaithon muncul dengan wujud manusia, syaithon muncul dengan wujud manusia hadirin, teriwayatkan dalam beberapa riwayat Shohih Bukhori, pada para shahabat syaithon muncul dengan wujud manusia, lalu syaithon berkata; "wahai rahib aku yang membuat ini semua, aku cemburu melihat kau berbuat baik, ku datang kesana lewat mimpi, aku yang membisikanmu untuk berbuat zina, aku yang membisikanmu untuk membunuh, sekarang mereka sudah diluar, sebentar lagi mereka masuk, kau dibunuh sebagai pezina dan sebagai pembunuh, kalau kau mau mengikuti syarat yang kuberikan, akan kututup kau, orang tidak akan melihatmu, setelah itu, kamu boleh ibadah sepanjang hidupmu, satu syarat padaku", "apa syaratnya" kata rahib, sekarang kau sujud padaku dan yakini akulah berkuasa atas segala sesuatu, rahib tidak tahan melihat ini, iapun sujud kepada syaithon dan berkata "kau berkuasa atas segala sesuatu" Pintu terbuka, masyarakat masuk dan membunuhnya, rahib ini, yang tidak pernah berbuat dosa, tenggelam didalam perzinahan, tenggelam dalam pembunuhan, wafat dalam kekufuran.

Demikian berbuatan syaithon, hal seperti ini hadirin bukan merisaukan kita, merisaukan sayyidul wujud Nabi Muhammad SAW, beliau tidak diam, beliau berikan kepada kita azimah untuk menjaga dari ini.

Di riwayatkan dalam Shohih Bukhori, Barang siapa yang mengumpuli isterinya dan membaca: “Bismillah wa jannibnisyaithon wa janniibisyaithon maa rozaqtanaa”, maka ketika ia memiliki keturunan, “Lam yadhurrahusyaithonu abadaa”. Orang yang ketika akan mengumpuli isterinya mengucap: bismillah wahai Allah jauhkan syaithon dariku dan jauhkanlah syaithon dari apa yang akan Engkau berikan, jika ia mempunyai keturunan maka tidak akan bisa dimudhorotkan dan dicelakakan oleh syaithon selama-lamanya” bersih. Ada azimat yang bisa membentengi dari godaan syaithon? Tidak ada, kecuali azimat sayyidina Muhammad SAW, demikian hebatnya sunnah sang Nabi menjaga umatnya jangan terjebak dengan kekuatan syaithon. kita bertanya, lalu bagaimana mereka yang terlepas dari kemuliaan itu? Rasul mengajak lagi, diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqoh dan shohih “Barang siapa yang membaca bissmillahilladzi laa yadhurru ma’a ismihi syaiun fil ardhi walaa fissamaa wa huwassamii’ul ‘aliim tiga kali setiap harinya Allah akan menjaganya daripada kecelakaan godaan syaithon”, demikian hebatnya sang Nabi menjaga kita hadirin hadirot, dibentengi jangan sampai terjebak syaithon, jangan sampai terkena tercelakakan oleh musibah.

Riwayat lainnya dalam Shohih Muslim dikatakan; seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah, ya Rasulullah semalam aku digigit kalijengking, Rasul berkata jika engkau membaca setiap hari “ a’uudzu bikalimaatillaahi taammaati min syarri ma kholaq” ia tidak akan digigit hewan berbisa”, jaminan dari Nabiyyuna Muhammad SAW, sampai digigit hewan berbisa pun Rasul menjaga kita, jangan sampai digigit hewan berbisa, jangan sampai dicelakakan oleh syaithon, ini penjagaan sang Nabi kepadaku dan kepada kalian dan kepada seluruh umatnya.

Telah benar Firman Allah yang telah berfirman “Laqod jaakum rosulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum hariisun ‘alaikum bil mu’miniina rouufurrohiim” telah datang kepada kalian seorang rasul yang menjaga kalian dan sangat berat memikirkan musibah yang menimpa kalian dan kepada orang-orang beriman itu sangat berlemah lembut”. Dijaga hadirin hadirot, lebih dari ayah dan ibu, jangan kena hewan berbisa jangan terkena godaan syaithon, jangan sampai wafat dalam su’ul khotimah, ini sunnahnya, ini sunnahku, jangan berbuat ini, jangan berbuat itu, dijaga lebih dari ayah dan bunda kepada anak-anaknya, inilah idola kita, Nabi kita Muhammad SAW wabarok’alaih.

Besarnya cinta beliau kepada umatnya, terlepas dengan ucapan “Syafa’atii li ahlil kabaair min ummatii” syafa’atku akan kuberikan kapada umatku yang berdosa besar”. Adakah orang yang lebih baik dari ini? Adakah orang yang lebih lembut dan lebih mulia dan berhak untuk dicintai melebihi ini? Hadirin hadirot, dimasa itu kita harus bertanggung jawab atas segala dosa, dimana ayah dan ibu ingin mencelakakan anaknya, dan anak ingin mencelakakan ayah dan ibunya, suami ingin menjerumuskan isteri dan isteri ingin menjerumuskan suaminya asalkan selamat dari siksa Allah, disaat itu ada yang berkata “Syafa’atii li ahlil kabaair min ummatii” idolaku dan idola kalian idola muhijirin (para sahabat yang hijrah dari Makkah ke Madinah) dan anshor (para sahabat yang sudah tinggal diMadinah sebelum Rasulullah hijrah), idola para wali Allah, Nabiyyuna Muhammad SAW.

Hadirin hadirot, camkan, renungkan, ini akhir dari membahasan dan pembicaraan kita dimalam ini, renungkan, suatu saat, jika aku dan kalian beruntung, melewati sedemikian banyak medan-medan yang aneh, yang setelah itu sampailah kepada istana-istana megah, surganya Allah, itu akan sampai kepada kita dan disaat itu ada majlis-majlis, tempat-tempat duduk perkumpulan-perkumpulan, dimana orang-orang bisa berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, jika engkau masuk kedalam surga kau pasti berjumpa dengan beliau, disaat itu bebas, kamu ingin mencium tangannya, ingin memeluknya, ingin mengadu; Ya Rasulullah aku dahulu terkena musibah ini dan itu dan lain sebagainya, silahkan, disaat itu kita bebas bertemu dengan Rasulullah SAW, Rasul menjamu para umatnya untuk jumpa dengan beliau diistana yang termegah tentunya, disurga Allah tidak ada istana yang lebih megah dari istana Nabi Muhammad SAW, dan para tamu berdatangan menyalaminya dan terus dan terus demikian, apakah ini akan datang kepada kita? satu dari dua, kalau tidak kenikmatan hidup maka kobaran jeritan api neraka.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, tentunya kita berharap ya Robbii kami bersangka baik Engkau masukan seluruh kami kedalam surga-Mu Robbi, “ana ‘inda zdonni ‘abdi bii, Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku”. Robbi kami semua yakin, bahwa Engkau akan memasukan kami kedalam surga-Mu, dan mengampuni kami. Seorang hamba dipanggil oleh Allah SWT dan telah dihitung amal-amal ibadahnya, dan lebih berat dosanya, ia digiring masuk kedalam api neraka, dan ia berhenti seraya berbalik; Robbii, dimasa hidup aku kira Kau tidak akan memasukanku kedalam surga, Allah berkata; masuk surga sekarang dengan sangka baikmu kepada-Ku, akankah sangka baikmu kepada Allah akan memastikanmu masuk kedalam surganya Allah SWT, ya Robb jangan salahkan kami bila bersangka baik Engkau akan memasukan kami kedalam surga, ya Robb didalam surga itulah kami berjumpa makhluk yang paling indah dan paling Kau cintai, disaat itu pastikan kami jumpa dengan idola kami (yaitu) Nabiyyuna Muhammad SAW, ya Robb kami mendengar sabda beliau “akan kalian lihat hal-hal yang kalian ingkari dari musibah dan kesulitan dalam hidup, “Fashbiruu hatta talqounii ‘alaa haudh” bersabarlah sampai kalian jumpa dengan aku ditelaga haudh”. Ya Robb pastikan kami dalam kelompok yang bersabar dalam hidup, pastikan kami jumpa dengan beliau ditelaga haudh, “Fashbiruu hatta talqounii ‘alaa haudh” sabarlah kalian sampai kalian jumpa dengan aku ditelaga haudh”, kami telah menganggap Robbii, ucapan kalian itu pada kami, yang bersabar 14 abad setelah beliau wafat, dan kami masih mengikuti sunnahnya, Robbii kami terjebak dalam dosa dan kesalahan dan hanya Engkaulah yang bisa mengangkat kami dari jebakan dosa dan perangakap syaithon, Robbi demi kemuliaan sunnah NabiMu Muhammad SAW selamatkan kami, hingga wafat dalam husnul khotimah, selamatkan kami untuk mencapai lezatnya khusu’ selamatkan kami dari kobaran api neraka ya Robb, jangan ada satu nama pun dari kami yang hadir, yang akan menginginkan api neraka, ya Allah, haramkan semua dari kami dari kobaran api neraka ya Robb, dari dahsyatnya siksa kubur, dari rintihan di alamul barzah, ya Allah ya Rahman ya Rahim ya dzaljalaali wal Ikrom, kami menjerit memanggil-Mu, dimajlis ini agar tidak terjadi jeritan kami di api neraka kelak ya Robb ya dzaljalaali wal ikrom ya dzat thouli wal in’aam, ketika Engkau bertanya kepada kami atas perbuatan kami, maka tentunya kami akan Kau adili dan masuk kedalam kemurkaanMu dan neraka, tapi jika Kau adili kami dengan rahmat-Mu dan syafa’at nabi-Mu, maka kami akan sampai kedalam surga, ya Robb ya Rahman ya Rahim pastikan kami mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW wa barok ‘alaih, pastikan kami bebas dari api neraka, ya Allah ya Rahman ya Rahim, bebaskan kami dari siksa kubur, bebaskan kami dari jeritan di alam kubur, bebaskan kami dari lolongan di alamul barzah, ya dzaljalaali wal Ikrom dan bebaskan kami kami dari musibah dan kesulitan didunia, Robbi Robbi ya dzaljalaali wal Ikrom, telah berjanji Nabi kami Muhammad SAW “Almar,u ma’a man ahab” seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”. Ya Rahman ya Rahim, walaupun kami terbenam dan terperosok dalam jebakan dosa, tapi ada kecintaan dalam jiwa kami kepadaMu dan kepada NabiMu, ya Rahman ya Rahim, jika kami mengingat keindahan perjumpaan dengan Nabi kami maka disaat itu tidak ada lagi kenikmatan yang lebih, terkecuali berjumpa dengan dzatMu yang Maha Indah ya Allah ya Rahman ya Rahim “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” wahai Allah beri kami kesempatan memandang dzatMu yang Maha Indah”. Ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu, “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” wahai Allah beri kami kesempatan memandang dzatMu yang Maha Indah, yang Maha Indah, yang Maha Indah, “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim”, halalkan mata ini memandang dzatMu yang Maha Indah “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” “Allahummarzuknan nadzor ilaa wajhikal kariim” ilaa wajhikal kariim” ilaa wajhikal kariim” ilaa wajhikal kariim” nadzor nadzor nadzor´ memandang memandang memandang dzatMu yang Maha Indah. Manusia yang terakhir keluar dari api neraka, berpuluh ribu tahun ia terus diteropang dan melolong di dalam neraka, ketika ia dipanggil oleh Allah, Allah menyikapkan tabir keindahan dzat-Nya, sehingga hampir melihat indahnya Allah, lalu Allah bertanya ; hamba-Ku pernahkah kau merasakan siksa neraka? Hamba itu berkata; tidak pernah ya Allah, dari indahnya memandang dzat Allah, hadirin hadirot jadikan malam-malam, malam doa dan munajat, mari kita akhiri perjumpaan ini dengan munajat, memanggil nama-Nya yang Maha Indah, ya Rahman ya Rahim ya dzaljalaali wal ikroom, demi keindahan dzat-Mu, demi kerinduan kami kepada-Mu padamkan seluruh dosa-dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, halalkan seluruh dosa kedua orang tua kami, jangan sisakan sebutir dosapun pada pada mereka terkecuali telah Kau hapuskan, ya Robb ya dzaljalaali wal ikroom ya dzathouli wal in’aam ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu ya Allahu, hadirin hadirot nikmati indahnya nama Allah, sejukkan jiwamu dengan nama-Nya, padamkan seluruh musibahmu dengan menyebut nama-Nya, singkirkan segala kesulitanmu dengan memanggil nama-Nya, Allah ya Rahman ya Rahim.

Hadirin hadirot hal yang perlu saya sampaikan, insya Allah, Allah telah mengizinkan kita untuk memulai mengadakan maulid tahunan Majelis Rasulullah SAW, beberapa bulan yang lalu, kita berbicara belum memungkinkan mengadakan majelis tahunan Majelis Rasulullah, akan tetapi tahun ini Alhamdulillah insya Allah, telah Allah izinkan kita mengadakan maulild tahunan, kita akan mengadakannya pada tanggal 12 Robi’ul Awal tepat, dipagi hari, acara dari jam delapan sampai sebelum dzuhur, kira-kira dua jam saja dan kita perkirakan hadirin melebihi 100 ribu muslimin muslimah, ini akan semoga menjadi maulid terbesar dibumi Jakarta dan sekitarnya.

Hadirin hadirot tempat yang telah kita tetapkan dan kita arah adalah stadium utama senayan Jakarta, akan tetapi karena baru saja kabar didahului oleh partai P3 mengadakan acara disana, maka kita tidak bisa mengadakan acara disana, saya pindahkan keistora senayan, ternyata juga sudah didahului oleh orang lain dalam acara-acara nasrani karena setiap harinya ada acara nasrani, oleh sebab itu kita mengalihkan acara di monas, insya Allah dimonumen nasional, kita akan mengadakan Maulid Akbar dan ini kita akan jadikan momen untuk terangkatnya sang idola sayyiduna Muhammad SAW dibumi Jakarta, dijantung kota Jakarta, kita deklarasikan idola yang paling berhak dimuliakan dibumi Jakarta sayyiduna Muhammad SAW. Artis-artis punya idolanya, bintang film ada idolanya, artis-artis dan panggung–panggung maksiat punya puluhan ribu idolanya, kita tunjukan panggung terbesar dibumi Jakarta, panggung sayyiduna Muhammad SAW, idola terbesar dibumi Jakarta, sayyiduna Muhammad SAW, hadirin hadirot dalam acara ini, kita tidak meleraikan partai politik manapun, justru kita mengundang seluruh pimpinan partai politik untuk mengakui bahwa idola kita sayyiduna Muhammad SAW, semua partai akan kita undang pimpinannya, untuk hadir dan melihat inilah kelompok orang-orang yang mengidolakan Rasulullah SAW, dan semua partai, kita akan harapkan untuk mendukung idola kita Nabi Muhammad SAW. Hadirin hadirot, agar dipilihlah oleh semua partai dan kelompok politik bahwa kelompok sayyidina Muhammad lebih besar dari partai lainnya. Ini kita mengundang dari seluruh stasiun televisi, kita mengundang dari seluruh surat kabar, agar diliput, dilihat oleh seluruh Indonesia dan semoga menular nanti, terdapat maulid agung di bandung, di semarang dan wilayah lainnya, akan terus insya Allah menular kekota-kota besar lainnya, kita jadikan ini momen besar dan fatha akbar untuk wilayah bumi Jakarta, demikian hadirin hadirot, minggu yang lalu kita membuka fatha akbar diwilayah depok yang selalu terhalangi dari maulid, Alhamdulillah telah dibuka oleh Allah, insya Allah kita jadikan 12 Robi’ul awal fatha akbar untuk Jakarta, amin Allahumma amin.

Agar sang Nabi dijadikan idola terbesar, sehingga masyarakat yang belum mengenal kemuliaannya, akan melihat bagaimana dahsyat dan banyaknya para pembela sayyidina Muhammad SAW, demikian hadirin hadirot, kita wujudkan cita-cita kita, menjadikan Jakarta ini serambi Madinatul Munawarah, kota yang paling ramai dengan maulid Nabi Muhammad SAW, kalau beliau dijadikan idola, ini hadirin yang hadir insya Allah melebihi 100 ribu muslimin muslimah, ini akan semakin aman Jakarta dari narkotika, dari MIRAS, dari perjudian, dari mabuk-mabukan, akan terkikis dengan banyaknya para pemuda yang beridolakan Rasulullah SAW, hingga sunnah beliau dicintai, dimuliakan dibumi Jakarta ini. Amin.